Tuesday, May 31, 2011

"Betapa Dekat Indonesia"

Tak perlu jauh-jauh untuk menikmati Indonesia. Sejak kecil saya menikmatinya, bahkan dari rumah. 
Ibu dan ayah saya berasal dari dua suku berbeda. Ayah, sukunya Bugis (Sulawesi Selatan). Ibu, sukunya Gorontalo. Menarik menikmati perbedaan bahasa daerah ayah dan ibu. Menarik memperhatikan bagaimana perbedaan suku menyerasikan mereka, juga memperhatikan ada konflik yang tak bisa dihindari karenanya. Konon, asal orang Gorontalo adalah dari tanah Bugis, sehingga ada pula kosa kata dari keduanya yang sama. Misalnya, kata ‘Tau’, dalam bahasa Bugis dan bahasa Gorontalo, sama-sama berarti ‘Orang’ dalam bahasa Indonesia.

Meski berada dalam satu pulau, kedua suku ini memiliki bahasa daerah yang jauh berbeda. Menarik mendengar kedua bahasa ini. Bahasa Gorontalo yang kaya dengan vokal ‘O’ dan memiliki alun sendiri. Dan bahasa Bugis (dialek Soppeng – Soppeng adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan) yang halus mengalun unik. Jangan mengira semua suku Bugis memiliki bahasa dan dialek yang persis sama kawan! Tidak demikian. Bahasa Bugis dialek Soppeng, mirip dialek Bone tetapi tidak persis sama. Bahasa Bugis dialek Soppeng, berbeda dengan dialek Sidrap. Selain itu ada pula perbedaan-perbedaan kecil dalam kosa katanya dan cara pelafalannya.

Jangan mengira semua daerah di Sulawesi Selatan berbahasa Bugis. Ada pula bahasa Makassar dan Toraja. Selain itu ada juga sub bahasa daerah. Misalnya saja, ibu mertua saya, beliau berasal dari Pinrang, masih daerah Bugis. Tetapi di kampung beliau yang bernama Malimpung, ada sub bahasa daerah, yaitu bahasa Malimpung yang berbeda sekali dengan bahasa Bugis. Hanya orang-orang di dalam area itu yang menggunakan bahasa itu dan masih bisa diusut pertalian darah antara mereka. Warga di kampung ibu mertua saya menggunakan 2 bahasa daerah: bahasa Bugis dan bahasa Malimpung. Mereka berbahasa Bugis dengan sesama orang Bugis di luar kampung, dan mereka berbahasa Malimpung jika berada di dalam kampung.
Begitu pun di Gorontalo. Kampung kakek saya di daerah Suwawa. Di sini, masyarakatnya memiliki sub bahasa daerah sendiri pula, bahasa Suwawa yang berbeda jauh dengan bahasa Gorontalo. Jika berkomunikasi dengan orang Gorontalo yang bukan orang Suwawa, mereka berbahasa Gorontalo. Tetapi jika berkomunikasi dengan orang-orang di dalam kampung, mereka menggunakan bahasa Suwawa.
Itu baru bahasa, kawan. Sudah takjub saya dengan kekayaan Indonesia. Belum adat dan budayanya, mulai dari upacara pernikahan, kehamilan, kelahiran, hingga penyelenggaraan jenazah. Belum pula kulinernya. Aneka masakan ayamnya, masakan nasinya, masakan ikannya, sambalnya, kue-kuenya. Hmmm ... sedap. Begitu pula alamnya, sawah yang membentang, gunung yang menjulang, pantai dan sungai yang beriak, air terjun juga pemandian air panas. Yang tertata maupun yang ‘belum disadari’ oleh pemerintah potensi wisatanya. Dan tahukah kawan bahwa seperti seorang manusia, setiap suku punya karakter sendiri? Tahukah kawan bahwa lidah setiap suku memiliki kecanggungan dalam berbahasa Indonesia yang bisa terdengar aneh di telinga ahli bahasa Indonesia yang baik dan benar? Ini dikarenakan pelafalan bahasa daerahnya yang berbeda-beda tiap suku. Ah, walau aneh tetapi itulah khas dan kayanya Indonesia, tak patutlah dinilai negatif.
Amboi ... betapa dekatnya Indonesia. Betapa kayanya ia.

Si Kecil-Kecil Cabe Rawit yang Sanggup ‘Membunuh’

Ayah saya bukan perokok. Dulu, sesekali ia merokok saat lebaran, menemani tamu-tamu yang merokok. Namun semakin bertambahnya usia beliau, beliau tidak lagi merokok, hingga sekarang. Orang-orang dekat dalam keluarga saya pun bukan perokok. Adik laki-laki saya, suami saya, dan suami dari adik saya tidak merokok sama sekali.
            Tetapi, di luar rumah tentu saja banyak asap rokok bertebaran di mana-mana. Banyak di antara para perokok ini tidak peduli dengan sekelilingnya, asyik saja menghembuskan (racun) asapnya ke mana-mana. Ada bahkan yang sangat tega. Misalnya saja, saya pernah beberapa kali bertemu orang di angkot yang sedang merokok, saya kibas-kibaskan tangan, mengisyaratkan betapa terganggunya saya, tetapi tidak dipedulikan oleh mereka. Mereka malah semakin kencang, sengaja meniup-niupkan asap rokoknya ke arah saya. Itu baru racun kimiawi, ada juga orang yang menyebarkan ‘racun sihir’ melalui hembusan asap rokok. Iiihh .. na’udzu billah.
            Karena bukan penyuka rokok, saya tidak habis pikir apa sih yang menyebabkan orang-orang mencandu rokok? Setelah cari-cari, di http://bahayamerokok.net/, alasannya adalah: karena ingin mendapat efek segar, atau karena kebiasaan, misalnya senang, marah, gelisah yang memicu keinginan merokok, atau karena tubuh meminta dosis nikotin yang minimal sama dengan hari sebelumnya. Setelah mengetahui alasan-alasann tersebut, apakah ini lantas menjadi masuk akal bagi saya? Hm .. tidak juga.
Karena, masih menurut website yang sama, efek merugikan dari rokok ini memang tidak secara langsung dirasakan, pelan tapi pasti bahaya mengancam tubuh perokok jika kebiasaan buruknya tidak segera dihentikan. Menurut penelitian, seseorang yang menghisap rokok setiap hari dapat meningkatkan resiko terkena kanker laring, paru-paru, kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh darah, gangguan kehamilan dan sakit jantung. Menurut riset seseorang yang secara rutin merokok 3 hingga 4 batang sehari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker mulut jika dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru menunjukkan bahwa dalam perkembangannya merokok akan mengakibatkan kanker pankreas.
Dan  bagi perokok pasif, saat asap rokok terlepas, secara langsung ia akan menghirup udara yang bercampur asap. Ini bisa mengakibatkan sesak nafas, iritasi hingga sakit jantung dan paru-paru. Asap rokok yang terlepas mengandung nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida dan amonia. Semua zat-zat tersebut adalah racun mematikan yang lambat laun bisa menggerogoti kesehatan tubuh perokok pasif. Bahkan efeknya bisa lebih parah jika dibandingkan dengan perokok aktif.
Nikotin Ini adalah komponen adiktif tembakau yang diserap ke dalam darah dan mempengaruhi otak dalam waktu 10 detik. Hal ini menyebabkan perokok untuk merasa rileks karena neurotransmitter. Ini juga menyebabkan gelombang denyut jantung, tekanan darah, dan adrenalin (yang juga merasa baik). Akibatnya, sifat ketergantungan nikotin pada otak dan tubuh untuk sementara hilang. Perokok merasa lebih buruk jika mereka tidak merokok. Ini yang memperkuat keinginan untuk merokok lagi. Asap rokok sendiri mengandung tar yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia termasuk sekitar 60 bahan kimia karsinogenik yang berbahaya. Hampir semua jenis zat tersebut mematikan. Bahan-bahan kimia lain yang terkandung dalam rokok adalah:
1.       Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
2.       Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna.
3.       Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.
4.       Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
5.       Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
6.       Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
7.       Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
8.       Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
9.       Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.
Sedangkan asap yang dihasilkan rokok mengandung tar. Tar itu sendiri mengandung banyak bahan beracun ke dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.
Yang Muda yang Merokok
Semakin hari semakin banyak saja orang-orang muda yang merokok. Studi menunjukkan bahwa siswa lebih mungkin untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi berdasarkan hasil riset terbaru mengatakan bahwa remaja merokok setiap tahun semakin meningkat. Pada umumnya mereka mengaku sudah mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun
Saat ini terdapat 1.100 juta penghisap rokok di dunia yang 45% masih pelajar. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga mencapai 1.640 juta remaja. Setiap tahunnya, diperkirakan 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan secepatnya.
Menurut survei di beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa di sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40% sebagai perokok aktif yang terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Dan berdasarkan pemantauan lanjutan dari para pelajar yang merokok itu sebanyak 25% Drop Out. Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Diperoleh dari hasil angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman (sumber data: http://bahayamerokok.net/).
Sponsor Rokok yang Meracuni
Beberapa malam yang lalu, saya melewati jalan Pengayoman. Ada keramaian di beranda hingga bahu jalan salah satu distro di situ, banyak sepeda motor terparkir beserta puluhan remaja putra/putri. Rupanya ada acara pentas band lokal. Namun saat melihat media yang menuliskan nama sponsor, hati saya miris. Ternyata sponsornya adalah salah satu produk rokok. Saat ini, sangat banyak aktivitas remaja/pemuda yang disponsori oleh rokok. Bukan hanya event musik, tetapi juga kegiatan olahraga!
Ketua Umum Komnas Anak Seto Mulyadi mengungkapkan (seperti yang dilansir http://wandykumis.wordpress.com/), agresifnya iklan, promosi dan kegiatan sponsor oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi tembakau oleh anak dan remaja di Indonesia. Seluruh bentuk pemasaran, mulai dari iklan-iklan yang provokatif dan sponsor event-event yang digemari remaja ditujukan untuk menjerat remaja menjadi perokok pemula. “Dari pemantauan yang kami lakukan dalam kurun waktu Januari-Oktober 2007 terdapat 1350 kali kegiatan yang diselenggarakan/disponsori industri rokok atau sekitar 135 kegiatan tiap bulannya,” kata Seto, Senin (28/1/10) dalam acara “Worskhop Perlindungan Anak dari Dampak Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok” di Jakarta. Workshop bertujuan meningkatkan kesadaran pembuat kebijakan dan masyarakat sipil untuk melindungi anak-anak dan remaja dari dampak iklan, promosi dan sponsor rokok.
Begitu ‘memilukan’. Sebenarnya, menurut saya, tidak usah terlalu jauh. Pakai logika sederhana saja. Bagaimana bisa sebuah benda yang tidak memiliki nilai positif sama sekali dan sudah difatwakan haram (berdasarkan dalil “Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan”  (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi) Demikianlah rokok diharamkan karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabi-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam) berfirman: “…dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ - Al A’raf : 157, sumber: http://ghuroba.blogsome.com/), - bagaimana mungkin benda ini disandingkan dengan berbagai kegiatan positif untuk generasi muda suatu bangsa? Generasi muda yang padanya kita titipkan bermilyar asa agar mereka mampu mengelola negeri ini dengan sangat bijak, cerdas, dan positif kelak di masa yang akan datang. Generasi muda yang seharusnya energik, dinamis, cerdas, kreatif, dan tentu saja sehat? Bagaimana mungkin mereka bisa mengelola negeri ini dengan baik jika berbagai ancaman penyakit yang mengerikan ada di depan mata, dalam bentuk sponsor yang selalu ‘melambai-lambai’ minta dicicipi? Sungguh tidak masuk akal.
Para pembaca yang budiman, apa mau kita kelak menitipkan negeri ini kepada generasi sakit-sakitan yang harapan hidupnya pendek karena keberhasilan sponsor rokok dalam meningkatkan pengguna rokok? Sudahlah .. sudah cukup banyak kerusakan di negeri ini. Sekarang, jauhi saja benda kecil pembunuh itu. Jauhkan anak-anak kita darinya. Pemerintah .. oh .. pemerintah .. kapankah ada regulasimu yang mengatur tentang hal ini? Ini urgent lho ..... UU No 2/2007 tentang pengendalian udara, di mana ada beberapa kawasan yang dilarang merokok termasuk bus, dengan denda maksimal 50 juta rupiah atau kurungan selama 6 bulan (sumber: http://www.detiknews.com/), belumlah cukup untuk menghambat laju pertumbuhan perokok belia!
Makassar 1 Juni 2011

Education cartoon

More education stuff HERE.

EPA cartoon

Monday, May 30, 2011

Kacamata Bingkai Merah Muda

Mama baru membelikan Athifah kacamata anak-anak warna merah muda karena sekarang ia senang duduk di depan saat berkendara sepeda motor dengan papa. Athifah sangat senang, sambil mengembangkan senyum manis  ia mengungkapkannya dengan kata-kata, “Saya senang Mama, dibelikan kacamata” atau “Saya sedih kalau tidak dibelikan kacamata”. Maka kacamata itu dipakainya ke mana-mana dan digenggamnya di tempat tidur karena takut direbut oleh kakak Affiq jika ia tertidur.
Esoknya kacamata itu hilang. Sudah dicari di sekitar tempat tidur tapi tidak ketemu. Entah di mana beradanya. Athifah kelihatannya sudah kangen sama kacamatanya. Saat harus memakai celana setelah dibersihkan usai ‘menunaikan hajatnya’ ia berkata, “Mama, Saya tidak bisa pakai celana tanpa kacamata”. Waduh, memangnya celanamu sekecil huruf-huruf di layar komputer, Nak? J. Ato’ (dari kata ‘lato’, bahasa Bugis yang berarti ‘kakek’) nyeletuk, “Makanya, jangan suka nonton TV terlalu dekat”. Waduh, malah makin tidak nyambung ...
Affiq, kemarinnya tega sekali memakai kacamata merah muda itu. Membuat Athifah menjerit-jerit tak rela, ia lalu-lalang di dalam rumah dengan kacamata bertengger di hidungnya. Kasihan sekali ia kelihatannya. Mana cocok anak lelaki hampir 10 tahun, berambut cepak lagi berkulit gelap mengenakan kacamata semanis itu? J
Affiq memang tega pada dirinya. Ia pernah sudi berbedak harum semerbak mewangi nan memutih di wajahnya. Sampai mama merasa berdosa karena merasa malu dan berharap mudah-mudahan tak ada tamu yang tiba-tiba bertandang ke rumah! J
Makassar, 31 Mei 2011

Monday Matticchio - Il Martelletto delle Paludi



Bar Cartoon

Evolution cartoon


I just realized that I posted this on the political blog.  I guess evolution, to my subconscious, is a political subject.

Anaknya Mama Tinggal Dua?

         Usai 'menunaikan hajatnya' di WC, seperti biasa Athifah dibersihkan oleh mama. Athifah maunya berdiri di dekat kloset jongkok. Mama memintanya berdiri di depan bak mandi. Athifah bertanya, "Kenapa?". Mama menjelaskan alasannya, "Supaya tidak kecipratan air dari kloset ... kan bau"
         Rupanya Athifah punya jawaban lain, "Karena, kalau Saya jatuh di dalam kloset, anaknya Mama tinggal dua?". Mama tertawa, "Ya tidak begitu Nak. Kalau Athifah jatuh di situ 'kan badannya bisa sakit. Anak Mama tetap tiga ... "

Makassar, 30 Mei 2011

Memangnya sama dengan 'benda bau' itu Athifah? Kalau masuk lubang kloset langsung hilang? He he he

Sunday, May 29, 2011

Sudah Sekolah (Tapi Lagi Libur)

“Athifah, minum airnya!” seru , mama. “Mama yang minumkan”, pinta Athifah.
Mama  : “Lho, Athifah ‘kan sudah sekolah, masa masih minta diminumkan, minum sendiri dong
Athifah : “Saya lagi libur!”
Papa    : “Iya, Athifah sudah pintar, sudah sekolah, sudah bisa minum sendiri”
Athifah : “Saya lagi libur!”
Mama  : “Maksudnya, sekarang kan Athifah sudah sekolah, seharusnya sudah bisa minum sendiri”
Athifah : “Saya lagi libur!”
Makassar, 28 Mei 2011
Wah ..  kita membicarakan dua hal berbeda ya? J

Mengabsen Anak (???)



Dulu, jika ibu memanggil: “Uyi, Mirna, Niar”. Nah, itu berarti saya yang dipanggil. Jika perintahnya seperti ini: “Niar, Uyi, Mirna, ke sini!”. Itu berarti Mirna, adik yang usianya selang 1 tahun 3 bulan dari saya yang diinginkan oleh ibu untuk menghadap beliau. Jika urutannya, “Niar, Mirna, Uyi”, itu berarti adik saya yang bungsu yang dimaksud. Akhirnya sudah menjadi hal lumrah, jika ada tanda-tanda ibu akan menyuruh kami melakukan suatu pekerjaan, bukannya suka rela mendekat menawarkan bantuan, kami malah memasang kuping baik-baik, supaya bisa mendengarkan dengan baik nama siapa yang disebutkan terakhir. Jika bukan nama kami yang disebutkan terakhir, itu berarti aman ... (he he he).

Dulu hal itu terdengar aneh. Kenapa bisa ya, ibu ‘kan hanya perlu menyebut satu nama saja. Kenapa buang-buang energi mengabsen kami bertiga? Setelah menikah, saya pernah bercerita tentang hal ini dengan suami saya. Ternyata ia yang bersaudara tiga orang juga mengalami hal yang persis sama. Jika ibunya mengabsen .. eh .. memanggil nama mereka (Solihin, Suleha, atau Saleh), barang siapa yang namanya disebut terakhir maka dialah yang beruntung mendapatkan job description baru J.
Hal ini masih terasa aneh saat saya belum memiliki anak. Setelah Affiq lahir, mulai terjadi keanehan sehubungan dengan hal tersebut kepada saya. Affiq yang kala itu masih jadi anak tunggal, sering saya sapa dengan “Uyi”, nama adik laki-laki saya. Bukan hanya saya, suami saya juga mulai mengalami keanehan. Dia sering memanggil Affiq dengan “Saleh”, nama adik laki-lakinya! Aneh kan?
Begitu pun setelah Athifah, lalu Afyad lahir. Saya ketularan kebiasaan ibu saya mengabsen anak. Kadang-kadang, jika memanggil Athifah, saya menyebutkan, “Affiq, Afyad, Athifah”. Atau menyebutkan, “Athifah, Afyad, Affiq” saat memanggil Affiq. Aneh ya?
Sekarang, giliran Affiq yang terheran-heran, ia pernah protes karena saya melakukan hal itu.
Di masa yang akan datang, kira-kira hal ini akan terjadi pada anak-anak saya atau tidak ya?
Makassar, 25 Mei 2011

Sunday Safari - Animals on Bikes





 Two illustrations by Joāo Lauro Fonte

Jay Ryan at the bird machine





 Sophie Fatus, illustration from Buongiorno oggi

 Séverin MilletDrôle de zèbres, thanks to Mima's butterflies

Robert Armstrong sculpture, from Animals on Bikes

Go here for some animals and bicycles by the great Edward Gorey.

Men and Women cartoon

History cartoon

Saturday, May 28, 2011

Blogilicious Fun Makassar dan Kota-Kota Besar Lain

Ajang Blogilicious masih berlangsung. Surabaya, Makassar, dan Medan sudah (Medan, terakhir hari ini), masih ada lagi di beberapa kota besar;  yaitu
Palembang        : 04-05 Juni 2011
Jogjakarta
        
: 11-12 Juni 2011
Bandung
          
: 18-19 Juni 2011
Jakarta
              : 25-26 Juni 2011
            Materinya sarat ilmu, seputar ngeblog: tentang Apa Itu Blog/Ngeblog, Etika Ngeblog, Mobile Blogging, Monetize Blog, Social Media, Blog Preneur, Blog Theme, SEO, Blog Security.
            Sebagai salah seorang peserta Blogilicious Fun Makassar, saya merekomendasikan teman-teman yang ingin tahu tentang blog, bagaimana membuatnya, yang ingin tahu bagaimana cara membuat blog anda menarik (bagi manusia dan mesin pencari hingga bisa tampi di halaman atas pencarian di mesin pencari seperti Google, Yahoo, dan Bing), yang ingin tahu cara-cara mencari uang melalui blog, supaya menyempatkan hadir pada ajang ini. Masih akan diadakan di 4 kota besar di Indonesia. Sayang jika anda melewatkan ajang ini. Informasi selengkapnya bisa dilihat di: www.idblogilicious.com.
            Selama 2 hari mengikuti seminar dan semi workshop ini, saya merasakan seolah ‘kepala saya berat’ karena sarat tambahan pengetahuan dari ajang ini. Ibarat menyantap hidangan makanan yang sangat sedap, yang diolah para koki profesional, saya tidak perlu tahu bahan makanan, cara mengolah, atau bagaimana proses para koki ini belajar mengolah makanan yang lezat, seperti itulah rasanya melalap materi-materi yang sangat berbobot yang disajikan oleh para nara sumber yang sudah sangat dalam ilmunya.
            Ajang ini dipersembahkan oleh Idblognetwork (www.idblognetwork.com) dengan dibantu komunitas blogger lokal di tiap-tiap kota. Dukungan sponsornya mantap sehingga peserta hanya membayar dengan harga yang sangat minim (dua puluhribuan rupiah saja!).
            Bagi yang ingin tahu bagaimana ajang ini berlangsung. Silakan baca tulisan saya di http://mugniarm.blogspot.com/2011/05/blogilicious-fun-makassar-yang.html .  Kalo masih ragu, silakan dibaca dulu liputan saya. Kalau sudah dibaca .. sayang lho anda lewatkan !
Makassar, 29 Mei 2011

Kuburan di Pulau Kelor

Sesuai dengan namanya, Pulau Kelor memang hanya selebar daun kelor. Luasnya tak lebih dari dua hektar. Daratan kecil tak berpenghuni ini hanya terdiri dari selarik pantai mini dan bangunan Benteng Martello.

Benteng Martello adalah benteng bulat dari bata yang dibuat dengan meniru benteng Mortella di Corsica (sebuah pulau di Laut Tengah). Dulu, Pulau Kelor adalah garda terdepan untuk mempertahankan Batavia dari serangan angkatan laut musuh yang menyerang dari samudera. Penjaga pulau akan memantau wilayah laut di depannya dan mengabarkan pada Batavia jika kapal musuh menampakkan diri di cakrawala.

Masyarakat sekitar juga menyebut pulau ini sebagai Pulau Kuburan. Konon beberapa pemberontak memang dimakamkan di sekitar benteng. Salah satunya adalah pemberontak yang melawan Belanda dari atas kapal Zeven Provincien pada Februari 1933. Sayang, kini setengah bagian luar benteng tertutup semak-semak sehingga tak mudah dijelajahi.

Konstruksi Benteng Martello di Pulau Kelor, Kepulauan Seribu. Foto: Famega Syavira

Bangunan benteng yang asli sebenarnya jauh lebih luas daripada yang bisa disaksikan sekarang. Benteng yang tersisa hanya bagian dalamnya. Sebagian besar benteng runtuh dan terendam air karena abrasi yang mengikis pulau.

Ketiga pulau ini dapat dicapai dari Pelabuhan Kamal Muara, Muara Angke dan Marina, Ancol. Dua pelabuhan yang saya sebut pertama adalah pelabuhan rakyat yang becek dan kotor.

Lautnya? Jangan tanya lagi. Untuk menuju pulau-pulau itu, kapal harus melewati laut berbau busuk, berwarna hitam kental akibat polusi. Beberapa kali kapal harus berhenti di tengah laut karena sampah tersangkut ke baling-balingnya. Ketika saya ke sana, baling-baling terlilit semacam senar panjang yang sulit dilepaskan.

Setelah setengah jam perjalanan, warna hitam berangsur-angsur menghilang meski air tetap tak biru. Di Pulau Kelor yang berjarak 15 menit dari pesisir Jakarta, air laut masih tampak kotor sehingga tak disarankan untuk mandi-mandi di sini.

Laut biru di Teluk Jakarta setidaknya baru akan muncul di sekitar pulau Pramuka. Meski demikian, Kepulauan Seribu bisa menjadi pilihan alternatif perjalanan yang singkat dan menyenangkan bagi warga Jakarta.

Oleh Famega Syavira
Sumber :
yahoo

http://anehunikgokil.blogspot.com/2011/05/kuburan-di-pulau-kelor.html

_______________

Communities around the island is also called as the Island Cemetery. It is said that some rebels are buried in the vicinity of the fort. One is a rebel against the Dutch from the ship Zeven Provincien in February 1933. Unfortunately, now half the outside of the fort closed the bush so not easy to navigate.

Agnes Monica Ambruk Gara-Gara 'Akumulasi' Penyakit


Setelah penyakitnya 'terakumulasi' selama beberapa bulan, akhirnya Agnes Monica dipaksa untuk 'menyerah' pada hari Selasa (24/5) tengah malam atau Rabu (25/5) dinihari. Saat mau mengambil sesuatu di rumahnya, tiba-tiba saja pelantun Matahariku itu tak bisa bergerak.

"Agnes lebih sengsara karena asam lambung daripada back pain-nya. Waktu Selasa malam sudah enggak tahan, sudah mencapai klimaks sampai-sampai dia tidak bisa bergerak, sampai akhirnya dibawa ke RS," ujar Steve, kakak kandung Agnes, saat ditemui di Ruang Serbaguna RS Siloam Hospitals, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (26/5) sore.

"Sekarang bisa sedikit-sedikit bergerak, tapi masih di atas ranjang. Kemarin dokter benahi asam lambungnya, kalau sekarang konsentrasi ke back painnya," paparnya.

Lalu bagaimana dengan beberapa kontrak kerja Agnes di panggung hiburan?

"Sebisa mungkin kita balik ke aktivitas normal secepat mungkin, sesuai kapasitas. Ada kontrak seminim mungkin yang kena dampaknya. Ada baiknya Agnes kenanya sekarang bukan besok-besok. Mohon maaf sebesar-besarnya pada Gigi, jadi sekarang punya waktu untuk recovery," tandasnya.

Setelah mendengar kabar Agnes dirawat di rumah sakit, beberapa teman datang menjenguknya, seperti Deny Sumargo (yang diduga adalah kekasihnya), Daniel Mananta, Raffi Ahmad dan Olga Syahputra, serta sejumlah teman wanitanya yang lain.

http://anehunikgokil.blogspot.com/2011/05/agnes-monica-ambruk-gara-gara-akumulasi.html

___________

"As much as possible we went back to normal activities as quickly as possible, according to capacity. There is a minimum contract is subject to its effects. It is better to Agnes Chenaniah now not tomorrow-tomorrow. We apologize profusely to the teeth, so now have time to recover," he said.

Basketball cartoon

Good and Evil



Friday, May 27, 2011

Nowstradamus

Newstradamus is now Nowstradamus, and he has his own blog HERE.

Kesempatan Emas Bangsa Asia (Bagaimana dengan Bangsa Indonesia?)

Berita gembira bagi para pekerja di Asia dalam era global ini ...
            Sejak beberapa tahun terakhir ini, programmer komputer dari India, Cina, dan Filipina benar-benar membuat takut para insinyur software komputer dan pekerja ‘otak kiri’ di Amerika Utara dan Eropa, yang membangkitkan berbagai protes, boikot, dan pengambilan sikap politik. Pemrograman komputer yang mereka lakukan walaupun bukan yang merupakan yang paling kompleks dan dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional, adalah sejenis pekerjaan yang hingga saat ini dilakukan hampir secara eksklusif di Amerika Serikat – dan yang menyediakan gaji-gaji menyenangkan untuk pekerja staf sampai 70.000 dollar pertahun. Sekarang ini, orang-orang India yang berusia 25 tahun sedang melakukan hal ini – sama baiknya, meskipun tidak lebih baik, sama cepatnya – meskipun tidak lebih cepat – untuk mendapatkan gaji-gaji seperti seorang operator Taco Bell. Namun, pembayaran mereka, meskipun rendah menurut standar barat, kira-kira bernilai 25 x dari apa yang diperoleh orang India biasa – dan menyediakan bagi mereka gaya hidup kelas menengah – atas dengan berbagai liburan dan apartemennya.
            Setiap tahun, sekolah tinggi dan universitas India menghasilkan sekitar 35.000 lulusan Teknik. Itulah satu alasan mengapa lebih dari setengah perusahaan Fortune 500 sekarang mengontrakkan pekerjaan software di India.
            Misalnya, sekitar 48% dari software GE dikembangkan di India. Perusahaan tersebut menggunakan 20.000 orang di sana. Hewlett-Packard mempekerjakan ribuan insinyur software di India. Siemens mempekerjakan 3.000 programmer komputer di India dan memindahkan 13.000 pekerjaan tersebut ke luar negeri. Oracle memiliki 5.000 staf orang India. Perusahaan konsultan IT India yang besar, Wipro mempekerjakan 17.000 insinyur yang bekerja untuk Home Depot, Nokia, dan Sony. Dan begitu seterusnya. Seperti yang dikatakan oleh eksekutif utama GE India kepada Financial Times London: “Pekerjaan apapun yang berbasis bahasa Inggris di pasar-pasar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia dapat dilakukan di India. Satu-satunya batasan adalah imajinasi anda.” Malahan  imajinasi-imajinasi yang aktif telah menyebarkan barisan-barisan pekerja India melampaui para programer komputer.
            Perusahaan-perusahaan jasa keuangan seperti Lehman Brothers, Bear Sterns, Morgan Stanley, dan JPMorgan Chase mengontrak para MBA India untuk melakukan kalkulasi-kalkulasi matematis tentang angka-angka dan analisa keuangan. Pelayanan berita-berita keuangan Reuters telah mengirim ke luar negeri pekerjaan-pekerjaan editorial rendah. Dan di seluruh India, anda akan menemukan para akuntan yang disewa yang mempersiapkan pengembalian pajak Amerika, para pengacara yang melakukan penyelidikan hukum bagi perkara-perkara hukum orang Amerika, dan radiologis yang membacakan scan CAT untuk rumah sakit-rumah sakit di Amerika.
            Tetapi tidak hanya di India. Semua pekerjaan ‘kerah putih’ (staf) yang digerakkan oleh ‘otak kiri’ berpindah ke wilayah lain di seluruh dunia. Motorola, Nortel, dan Intel mengoperasikan pusat-pusat pengembangan software di Rusia. Boeing juga mengirimkan sejumlah besar pekerjaan teknik pesawat. Perusahaan jasa raksasa: Electronic Data Systems mempunyai para pengembang software di Mesir, Brazil, dan Polandia. Pada saat yang sama, arsitek Hongaria sedang membuat cetak biru dasar untuk perusahaan-perusahaan disain California. Para akuntan Filipina melakukan audit utnuk perusahaan CapGemini Ernst & Young. Dan perusahaan Belanda Philips mempekerjakan 700 insinyur di Cina, sebuah bangsa yang sekarang sedang menghasilkan lulusan teknik yang hampir sama banyaknya dengan Amerika Serikat.
            Alasan utamanya adalah uang. Di Amerika Serikat, disainer chip biasa memperoleh sekitar $7000 /bulan; di India hanya sekitar $1000. Di Amerika Serikat, insinyur pesawat biasa memperoleh sekitar $6000 /bulan; di Rusia, gaji bulanannya sekitar $650. Seorang akuntan di Amerika Serikat dapat memperoleh $5000 sebulan, sedang akuntan di Filipina menghasilkan sekitar $300 sebulan.
            Hal ini membawa implikasi yang menyeramkan bagi pekerja-pekerja di Amerika Utara dan Eropa:
  • 1 dari 10 pekerjaan dalam industri komputer, software, dan teknologi informasi di Amerika Serikat akan pindah ke luar negeri pada 2 tahun berikutnya. 1 di antara pekerjaan-pekerjaan IT diekspor ke luar negeri pada tahun 2010.
  • Menurut Forrester Research, “Setidaknya 3,3 juta pekerjaan kerah putih dan $136 milyar gaji akan pindah dari Amerika Serikat ke negara-negara rendah seperti India, Cina, dan Rusia” pada tahun 2015.
  • Bangsa-bangsa seperti Jepang, Jerman, dan Inggris akan menyaksikan kelangkaan pekerjaan yang sama. Inggris sendiri akan kehilangan 25.000 pekerjaan IT dan di atas 30.000 posisi keuangan ke India dan negara-negara berkembang lainnya pada beberapa tahun berikutnya. Pada tahun 2015 Eropa akan kehilangan 1,2 juta pekerjaan ke tempat-tempat di luar negeri.[i]

Nah ... kapan nih giliran orang-orang Indonesia ???
Makassar, 28 Mei 2011


[i] Daniel H. Pink, “Misteri Otak Kanan Manusia”, penerbit Think Jogjakarta, 2009 (cetakan ke-13). Buku ini berjudul asli: “A Whole New Mind” (terbit di New York oleh Riverhead Books, pada tahun 2006). Cetakan pertama dalam edisi bahasai Indonesia pada tahun 2007. Website penulis: www.danpink.com.

Newstradamus Hat Contest



I just created a new character who will have a panel of his own.  He's "Newstradaumus," and he's the Master of the Bleedin' Obvious as Basil Fawlty would say.  You can see his debut HERE.  As you can see, he has magical occult powers that enable him to unerringly predict the future.  This is a request for everybody to pick the best hat for him to wear.  Or maybe he should wear different hats at different times. Click on the illustration to see it full-size.

Another problem is his name.  I googled "Newstradamus" and the name has already been used, as has "Knowstradamus"and "Nustradamus" and "Noostradamus" — so while you're voting, feel free to suggest a name for him, too.  It doesn't have to be based on Nostradamus, of course.  I should say, there's a sketch comedy troupe called "Newstradamus," so I really can't use that name.  A possible variant would be "Newsadamus."  How does that sound?

Some people think that Newstradamus might just be Stand-Up Guy in disguise, with his red hair stuffed up in his hat.  Don't ask me.  I'm just the cartoonist.

Vote by emailing me at:

Or just vote below in the "Comments," of course.

VOTES SO FAR:

1.  
2.  1
3.  1
4.
5.  2

Minta Cincin

Athifah meminta sesuatu pada mama: “Mama, belikan saya cincin, Saya mau menikah!”
Mama: “????????????????????????????????????????????????????????????”
Makassar, 27 Mei 2011

Tamalanrea Padat Merayap

Kamis, 26 Mei 2011.
            Sore, setelah ‘urusan sore-sore’ beres. Saya berboncengan dengan suami ke rumah sakit Wahidin, menjenguk ipar dan mertua yang masih dirawat di sana. Kali ini ada tambahan anggota keluarga baru, Ahmad, anak dari ipar saya itu juga dirawat di Lontara, di RS Wahidin.

            Beberapa lama di sana, pukul 18 lebih sedikit, kami meninggalkan Tamalanrea, menuju rumah.
Ternyata kami disambut oleh rentetan kendaraan yang berbaris sangat panjang, padat-merayap. Mulai dari sekitar kampus UNHAS, sampai jl. Abdullah Dg. Sirua. Jarum jam sudah bergerak menuju pukul 19 ketika kami berada di sekitar PDAM. Untungnya ada rumah kerabat di Jl. Saripah 2, dekat gedung Fajar. Kami pun singgah shalat maghrib di situ, disuguhi teh, ngobrol sebentar, lalu melanjutkan perjalanan.
            Kami singgah di warung sari laut, membeli pesanan ibu saya. Jarum jam bergerak terus. Kami baru sampai di rumah kurang lebih pukul 20.
            Saya ingat, waktu masih kuliah dulu (1992 – 1997), perjalanan dari rumah ke Tamalanrea paling lama memakan waktu 30 menit. Rata-ratanya sekitar 15 – 20 menit. Sekarang ini bisa makan waktu 1,5 jam! Wow ... sungguh, ini ‘bau’ kota metropolitan ....
            Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Abdullah Dg. Sirua (atau dari Jl. Perintis kemerdekaan - Jl. Urip Sumoharjo) adalah jalan-jalan yang harus saya lewati untuk pulang ke rumah. Jalan ini dilalui pula oleh sebagian besar masyarakat yang hendak ke arah kota. Dari tahun ke tahun jalan-jalan ini makin padat saja oleh kendaraan. Kapan ya solusi untuk masalah kemacetan ini terlaksana?
Makassar, 27 Mei 2011

Pulang Maghrib Ya ...

Athifah sekarang sudah mulai mengerti jika ditinggal sebentar oleh mama. Ia tidak lagi minta ikut jika mama mengatakan hendak keluar rumah dan tidak bisa mengajak Athifah. Paling ia bereaksi demikian: “Mama, jangan lama-lama ya? Nanti Saya sedih kalau Mama lama perginya”.

Suatu hari mama dan papa pergi menjenguk nenek, adik Ahmad, dan tante Leha yang sedang dirawat di rumah sakit Wahidin. Kemacetan yang terjadi di daerah Tamalanrea – Dg. Sirua (dan juga beberapa hal lain), memaksa mama dan papa tiba di rumah pukul 20, padahal mereka meninggalkan rumah sakit pada pukul 18. Namun Athifah yang manis, menyambut mama dan papa dengan senyum manisnya.


Keesokan paginya, mama dan papa berniat hendak ke rumah sakit lagi. Kemungkinan nenek dan adik Ahmad sudah boleh keluar. Pukul 9, papa dan mama sudah berada di teras, hendak naik motor. Athifah mengiringi mereka dengan ucapan-ucapan selamat jalan, “Jangan lama-lama ya”, “Hati-hati di jalan”, dan juga “I love you”. Lalu ia berkata, “Mama, pulangnya nanti maghrib ya?”. Mama menjawab, “Tidak Nak, tidak selama itu. Insya Allah Mama dan Papa pulang cepat”. Athifah bertanya lagi, “Mama pulangnya pagi-pagi atau sore-sore?”. Mama menjawab, “Insya Allah siang, Nak”.

Makassar, 27 Mei 2011

Athifah masih belajar tentang konsep waktu. Kemarinnya mama dan papa pulang lewat maghrib, dan mama mengatakan pergi hanya sebentar. Pagi ini, karena berharap mama dan papa pergi tidak lama, Athifah meminta mereka untuk pulang saat maghrib .. he .. he .. he.

Noah cartoon

More religion cartoons HERE.

Dungeon cartoon

More stuff like this HERE.

Aman atau Nyaman?

       Saat mama meletakkan sarung di dekat Athifah yang sedang baring di tempat tidur ...
       Athifah protes, "Mama, jangan taruh di sini .. saya tidak aman".
       Mama: "Tidak nyaman, maksudnya?"
       Athifah : "Tidak aman, bukan tidak nyaman"
       Mama: "Tidak nyaman, Nak"
       Athifah: "TIDAK AMAN!"
       Mama: "Ya sudah, terserahlah kalau begitu"
       Athifah: "Memangnya TIDAK AMAN tidak sama dengan TIDAK NYAMAN, Mama?"
       Mama tersenyum dan menjelaskan, "Tidak sama, Nak. Kalau TIDAK AMAN, artinya berbahaya sarung itu ada dekat Athifah. Kalau TIDAK NYAMAN, artinya Athifah merasa terganggu".
       Athifah manggut-manggut ..... :-)

Makassar, 27 Mei 2011

Life on the farm



My three daughters were all born in California. Raising young children
in America allowed me to discover lots of wonderful children's books authors
and illustrators, including classics like Doctor Seuss who at the time had
never been published in Italy. There were many family favorites, from
Jan Brett and Mercer Mayer to the lovely Catch me and kiss me and say it again.
But, maybe because we also lived in the country, I think that the most beloved 
of all was this wonderful volume by Alice and Martin Provensen describing
 the animals living on the authors' farm in upstate New York.

I love the humorous, warm and realistic depictions of the farm's many inhabitants.
The autobiographical element helps the authors to make the animals come alive
as individual characters with their unique qualities and weaknesses, from the smart 
sheep Old Eleven to the cocky rooster Big Shot.

 The books has a large format, and of our favourite spreads were the ones featuring 
many vignettes portraying the various animals' personalities and daily activities.
We could get lost for a long time looking at all the funny details in these pages.


I took these photos from our own tattered, very used copy.







The book is very sweet, but not sentimental. The narration is down to earth, 
describing the many difficulties of working with animals, and one page shows 
the "bad" dogs who had to be "put away". The spread above shows the spot in 
the forest where the beloved dogs and cats who had died lie buried. 
I recommend clicking on the pictures to view them at a larger size.