Saturday, December 31, 2011

Marieke Guehrer Australian Swimmer Biography & Pictures 2012

Marieke Katherine Guehrer (born 9 February 1986) is an Australian swimmer who is the world record holder in the 50 metres butterfly short course. She clocked 24.99 seconds. After her breakout meet in late 2008, Guehrer broke her personal best times in several events, also breaking the short course 50 m butterfly world record. At the 2009 Telstra Aus trials, she earned an individual spot in the

Dr. Eric Tayag Moves Like Jagger

Friday, December 30, 2011

Ketika Pengajar Agama Tidak Mampu Bijak

Dengan adanya program pemberantasan buta aksara al-Qur’an yang dicanangkan oleh pemerintah kota Makassar, sekolah-sekolah harus membuat program untuk membantu terlaksananya program ini. SMA saya juga memiliki program pemberantasan buta aksara al-Qur’an yang harus diikuti oleh semua siswa kelas tiga.
Program ini berlangsung selama beberapa hari, dari pagi hingga sore hari. Semua peserta harus ikut kegiatan dalam kelas juga ceramah agama dan shalat dhuhur/ashar berjama’ah di aula sekolah yang sekaligus berfungsi sebagai musala sekolah. Saya senang mengikuti kegiatan ini karena menyegarkan pengetahuan tentang tajwid yang sudah banyak terlupakan, di samping itu banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan.

Suatu hari saya yang sedang menstruasi hanya mengikuti ceramah setelah kegiatan dalam kelas. Karena setelah waktu ashar tidak ada kegiatan lagi, saya memberanikan diri meminta izin untuk pulang lebih dulu kepada guru agama. Bersama seorang teman berjilbab yang juga sedang berhalangan (ketika itu saya belum mengenakan jilbab), saya menghadap pak K di ruang guru.
Kami melewati pintu berwarna hijau dan memasuki ruang guru yang lengang. Di sebuah kursi kami mendapati pak K sedang mengepul-ngepulkan asap rokok yang diisapnya. Ia memandang kami dan bertanya, “Ada apa?” Kami menjelaskan maksud kami menghadapnya. Seketika terlihat ada perubahan dalam sorot matanya. Ia menatap kami lekat-lekat dengan lebih tajam.
Ia mengeluarkan kata-kata yang tidak pernah saya lupakan hingga saat ini karena menggambarkan ketidakbijakan dirinya. Sangat kontras dengan profesinya sebagai guru agama. Ia berkata, “Betul? Tidak bohong? Jangan-jangan Kalian minta izin pulang cepat supaya tidak ikut shalat ashar berjama’ah!” Sungguh kata-kata yang menikam jantung. Seandainya tidak melanggar etika dan norma agama, ingin rasanya saya memperlihatkan noda berwarna di celana dalam saya saat itu juga!
***
Tahun pertama kuliah di fakultas Teknik, ada mata kuliah agama Islam yang disajikan. Mata kuliah itu disajikan sekali dalam sepekan. Dosen yang memberikan mata kuliah ini adalah sosok yang berperawakan kecil dan tegas, pak A namanya.
Suatu waktu pak A memberikan tugas membuat kliping yang harus diketik menggunakan mesin tik. Saat itu komputer masih sangat langka. Saya mengumpulkan bahan dengan mendatangi perpustakaan daerah milik pemerintah. Di sana saya meminjam dua buah buku agama. Saya juga mengumpulkan bahan dari majalah-majalah Suara Masjid milik paman saya yang kala itu berprofesi sebagai dosen di IAIN (Institut Agama Islam Negeri).
Saya menikmati tugas membuat kliping. Semua buku dan majalah yang saya dapatkan saya pelajari. Saya memilih topik dan menarik benang merah dari artikel-artikel yang sesuai. Berhari-hari, sampai begadang saya memikirkan struktur logika dalam isi kliping, mengetikkannya ke dalam berlembar-lembar kertas, dan kemudian menjilidnya. Tak lupa saya mengetikkan sederetan referensi yang saya gunakan. Ketika waktu yang ditetapkan tiba, saya mengumpulkan kliping hasil kerja kerasa saya itu dengan perasaan puas.
Hingga suatu ketika pada jadwal pelajaran agama ...
Ruangan PB (Perkuliahan Bersama) yang memuat sekitar 120 orang mahasiswa tahun pertama fakultas Teknik yang didominasi laki-laki itu terasa sesak. Saya duduk di antara sedikit teman-teman perempuan dalam ruangan itu. Pak A terlihat sedang mengamati tumpukan kliping hasil kerja kelas besar ini.
Pak A membolak-balik sekilas setiap kliping yang dipegangnya. Sesekali ia berkomentar. Lama juga menunggu ia memegang kliping saya. Akhirnya, hasil kerja saya terpegang juga olehnya. Dari tempat duduk saya, saya bisa melihat ia sedang memegang kliping yang saya buat. Ia kelihatan serius menyimak kliping saya selama beberapa menit. Betapa tegang perasaan saya. Jantung saya berdebar-debar, telapak tangan dan telapak kaki saya terasa dingin.
Kemudian pak A mengangkat wajahnya dan menatap kami. Ia bertanya, “Siapa punya ini?” Sekilas, terbit keinginan untuk memperkenalkan diri saya kepadanya sebagai pemilik kliping itu. Siapa tahu saja ia akan memuji karya saya yang cukup tebal itu. Rupanya ia hanya melontarkan pertanyaan retorika. Bibirnya lalu mengeluarkan kalimat, “Ini pasti dikerjakan oleh orang lain. Tidak mungkin di antara kalian ada yang bisa membuat kliping seperti ini.”
Bagai dipukul dengan palu godam lalu ditabarak truk kontainer kemudian kejatuhan meteor, sekujur tubuh saya terasa lemas. Jantung saya makin berdegup kencang dan telapak tangan serta telapak kaki saya makin terasa dingin padahal di ruang itu saya harus berebut oksigen dengan lebih seratus orang lainnya. Harusnya ruangan itu terasa panas. Tetapi kali itu tidak. Beruntung jantung saya sehat hingga saya tidak terkena serangan jantung. Ini kali kedua saya kecewa dengan seseorang yang berprofesi sebagai pengajar agama. Profesi itu ternyata tidak menjamin mereka menjadi bijak.
Makassar, 31 Desember 2011

Baca juga yang ini yaa:

Ketika PMP Diuji Secara Lisan

Ibu H – wali kelas dua SMA yang berprofesi sebagai guru PMP pasti meninggalkan kisah unik dalam memori murid-muridnya. Rumahnya sangat dekat dengan sekolah, kira-kira hanya berpaut sepuluh meter. Setiap pagi kelompok anak yang bertugas membersihkan kelas harus mengambil peralatan kebersihan di rumahnya. Tak hanya menyapu, lantai kelas harus dipel setiap hari.
Yang paling unik dari guru ini adalah bentuk ulangan yang diadakannya. Selain memberikan ulangan secara tulisan, ia senang sekali memberikan ulangan secara lisan. Bukan hal yang mudah karena kami harus menghafal kata per kata dari bab yang diujikannya. Selain itu kami harus menonton Dunia Dalam Berita yang ditayangkan tiap hari pukul 22.00 – 22.30 WITA karena soal yang diberikannya bisa saja berkenaan dengan berita yang sedang hangat saat itu.

Kami harus pintar-pintar menebak kira-kira di soal bagian mana dari buku cetak yang akan kami dapatkan. Saat ulangan, ibu H memanggil lima orang anak untuk duduk di depan meja guru lalu menguji hafalan mereka. Jika pada setiap bab, urutan nama yang dipanggil sama, masih lebih mudah memperkirakan soal yang muncul. Tetapi ibu H tidak melakukan demikian. Jika pada bab 1 ia membuka buku absen dan memanggil nama mulai dari urutan 1 hingga urutan ke 55, maka pada bab 2 ia bisa saja memanggil mulai dari nomor urut 55, bergerak mundur sampai urutan 1. Atau bisa saja mulai dari tengah, dari urutan 28 hingga 55 kemudian balik ke nomor urut 1 menuju nomor urut 27. Menegangkan bukan?
Ulangan PMP menjadi begitu sulit bagi kami. Kalau ingin berhasil tanpa perlu menebak-nebak soal yang bakal kami dapatkan, kami harus menghafal kata per kata isi bab yang diujikan. Karena metodenya adalah, kami harus menyambung kalimat yang dibacakan oleh ibu H secara tepat, tidak boleh mirip-mirip apalagi meleset.
Sekadar contoh, misalnya saat menemukan kalimat ‘Pancasila adalah dasar negara yang sangat diagungkan oleh negara kita’, ibu H akan menyebutkan penggalan dari kalimat di atas yang harus dijawab dengan sangat presisi oleh siswa yang mendapatkan giliran. Bunyi soalnya bisa begini: “Pancasila adalah dasar negara yang sangat titik titik.” Soal ini harus dijawab dengan: “Diagungkan oleh negara kita,” jika ingin mendapat nilai sempurna. Jangan sampai menjawabnya dengan: “Dimuliakan oleh negara kita,” karena jawaban itu dianggap salah oleh ibu H. Soal itu bisa juga berbentuk demikian: “Apakah dasar yang sangat diagungkan oleh negara kita?” atau: “Pancasila adalah titik-titik yang sangat diagungkan oleh negara kita.
Soal yang berkaitan dengan berita yang sedang hangat pun tak jauh beda. Misalnya jika presiden Soeharto baru saja bertandang ke negara tetangga, siap-siap saja mendapatkan soal: “Kedatangan presiden Soeharto di negara tetangga di sambut dengan titik-titik.” Jawaban soal yang dimaksud harus persis sama dengan apa yang diucapkan oleh pembaca berita saat membacakan berita tersebut. Jika jawaban yang diberikan sama persis, misalnya ‘gegap gempita’ maka ibu H akan tersenyum puas karena siswanya telah belajar dengan baik. Jangan menjawabnya dengan ‘meriah’, karena akan mendapatkan mimik tidak senang darinya.
Bukan hanya isi berita yang harus diperhatikan, kami pun harus memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh tokoh-tokoh penting dalam berita itu. Ibu H pernah mengeluarkan pertanyaan seperti ini: “Warna apakah sepatu yang dikenakan oleh Imelda Marcos pada acara tersebut?” Nah lho, terbayang kan betapa sulitnya pelajaran PMP ketika itu?
Tingkat kepopuleran siswa di mata ibu H terkadang berpengaruh. Sulitnya, tidak gampang mengetahui tingkat kepopuleran siswa yang dipahami olehnya. Pada siswa-siswa yang beruntung, ibu H bisa menunggunya dengan sabar memikirkan jawaban dari soal yang dilontarkannya. Ia bisa memberikan waktu bermenit-menit sampai siswa tersebut memberikan jawabannya. Ia malah bisa berbaik hati memberikan petunjuk yang mengarah kepada jawaban yang benar. Bagaimana dengan siswa-siswa yang tidak beruntung? Jatahnya hanyalah hitungan detik. Jika tak mampu menjawabnya dengan cepat maka ‘tongkat estafet’ soal dengan secepat kilat beralih kepada peserta di sebelahnya!
Makassar, 31 Desember 2011

Baca juga yang ini yah:

PR 11 TAMBAH 1, MENUJU 1

Judul yang membingungkan bukan?
Supaya tidak bingung, makanya baca dulu ini ... J
Sebenarnya ini PR 11 yang sudah kadaluwarsa (saya baru tahu dari seorang kawan blogger kalau PR 11 ini sebenarnya dikerjakan di bulan 11 jadi PR ini sudah out of date hihihi). Saya mendapatkannya dari adik Mirna Andriani. Bukannya tidak senang mendapatkan PR ini darimu, Mirna. Soalnya ada 11 hal tentang diri saya yang harus saya beberkan kepada publik lalu ada 11 pertanyaan darimu yang harus saya jawab berikut 11 pertanyaan yang harus saya berikan kepada 11 ‘korban’ berikut. Tidakkah kamu tahu ini terlalu banyak Mirna? L
Jadiiiii ... saya menambahkannya menjadi 12 sebagai bonus bagi pembaca karena sekarang ini sudah bulan 12 (senang kan dapat bonus? Tidak juga? Yee ... biasanya orang senang dapat gratisan, ini koq tidak. Apa kata dunia?). Memang bulan 12 sih tapi mepet ke bulan 1 ... Ketahuan deh semangat mengerjakan tugasnya kalau mepet deadline he he he ....

Kompasiana Blogshop
Tapi sebenarnya saya senang, karena ini sebuah tantangan menarik bagi seorang blogger, secara saya ini kan sudah menyebut diri saya blogger gitu looh (bahkan ada adik blogger yang menyebut saya sebagai ‘ibu-ibu blogger gaul shalihah’ ... aih sungguh tersanjung diriku hingga mataku nyaris berkaca-kaca. Tapi dek ... hanya Allah yang bisa mengatakan saya ini shalihah atau tidak, saya hanya berusaha untuk melakukan dan menuliskan yang menurut saya baik ^__^).
Hadeh pembukanya jadi panjang gini yah. Oke, saya mulai saja ...
11 + 1 hal tentang saya:
1.       Nama asli pemberian orangtua saya adalah: MUGNI ARIESTYA NINGSIH. Namun karena ada kesalahan dalam penulisan nama di akte kelahiran, akhirnya orangtua saya memutuskan untuk mengurus perubahan nama di akte kelahiran menjadi MUGNIAR, dengan ditambahkan nama ayah saya: MARAKARMA. Konon nama saya sering membingungkan beberapa orang, kalau tidak kenal saya – hanya mengetahui nama saya, saya disapanya dengan ‘Pak’. Seperti pak guru Rusydi Hikmawan ... hiks ... ia sudah dua kali menyapa saya dengan ‘Pak’ dan saya selalu menjawab komentarnya di blog saya dengan mengatakan: “Saya ini seorang ibu, pak guru ...” (piisss pak guru ... J).
2.       Waktu itu saya lahir tepat 12 Rabi’ul Awal. Waktu itu orangtua saya masih tinggal di jalan Kasuari nomor 4, samping apotek Aty Farma (penting gak sih?).
3.       Tipe kepribadian saya Melankolis – Plegmatis. Sudah pernah dengar istilah ini? Bagi yang belum pernah dengar dan pingin tahu, silakan cari buku-buku Florence Littaeur yang berjudul Personality Plus dan Personality Puzzle. Silakan dibaca buku ini, menarik karena menjelaskan tentang 4 tipe kepribadian: melankolis, plegmatis, sanguinis, dan koleris.
4.       Karena saya orang melankolis, saya tidak suka kalau ada sesuatu yang tiba-tiba dibebankan kepada saya. Misalnya nih saya ‘ditodong’ untuk melakukan sesuatu secara tiba-tiba dalam lima menit  berikutnya. Saya sebaaal sekali, istilah saya: ‘melankolis saya terganggu’ kalau didadak begitu.
5.       Saya adalah seorang sarjana teknik, jurusan Elektro lulusan FT UNHAS lebih 14 tahun yang lalu (ayo berhitung cepat, tahun berapakah itu? J) yang memilih menjadi ibu rumahtangga karena mementingkan hal itu sebagai hal yang kelak paling berat pertanggungjawabannya di akhirat. Yang saya takutkan kelak di hari pertanggungjawaban adalah ‘bagaimana saya menghabiskan hari-hari saya dengan keluarga – terutama anak-anak saya’.
6.       Walaupun basic ilmu saya Elektro, makin lama saya koq makin tertarik dengan psikologi modern, pendidikan praktis, juga parenting. Tidak nyambung yah ... ^__^
7.       Saya akhir-akhir ini suka sekali menulis. Selain serius menjadi blogger, saya juga ikutan lomba-lomba menulis. Di tahun ini alhamdulillah ada 3 buku antologi yang mengikutkan saya, sudah terbit. Judulnya: Wanita Era Digital, Seringkuh, dan Catatan Heroik Perempuan). Ada beberapa lomba lagi yang mengikutsertakan tulisan saya dan bukunya belum terbit. Alhamdulillah, saya memenangkan beberapa lomba dan calon buku solo saya yang isinya adalah sebagian dari tulisan saya sementara proses terbit. Calon buku solo itu adalah hadiah dari lomba Book Your Blog yang diselenggarakan oleh penerbit Leutika Prio. Eh, kalau sudah terbit, beli ya ... (promosi.com) .J
8.       Anak saya ada tiga orang: Affiq (10 tahun), Athifah (5 tahun), dan Afyad (2 tahun). Alhamdulillah, Allah menitipkan mereka kepada saya. Suatu karunia yang amat besar mengingat saya dan suami dulu bukan pasangan subur malah mungkin sudah mandul saking sulitnya punya anak. Kisahnya bisa dibaca di sini dan di sini. Maka dari itu, saya makin mantap memilih jalur ‘ibu rumah tangga’ sebagai pilihan karir saya ... ^__*
9.       Saya ini introvert yang lebih lancar berbicara melalui tulisan daripada melalui lisan. So, jangan minta saya jadi pembicara seminar yah? Hei ... memangnya ada yang minta? Belum ... siapa tahu kalian berminat meminta saya jadi pembicara seminar he he he.
10.   Meski saya introvert, waktu kuliah dulu saya ikut juga lho bersibuk-sibuk di kegiatan-kegiatan HMJ (namanya HME: Himpunan Mahasiswa Elektro), dan kalau ada pelatihan (istilah kami PPD: Program Pengembangan Diri) saya kebagian tugas juga membawakan materi. Jadi, gini-gini saya sebenarnya pernah beberapa kali menjadi pembicara pelatihan meski dalam lingkup HMJ lho ... Terakhir malah saya sudah punya anak satu, diminta menjadi pembicara di PPD.
11.   Bagi saya, mengasuh anak bukan sekadar mencukupkan sandang, pangan, dan papan mereka. Tetapi poin saya adalah saya sedang melakukan Program Pengembangan Diri Paket Dunia-Akhirat. Karena saya adalah orang nomor satu yang akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka di dunia dan akhirat. Sebenarnya, seperti sebuah proyek juga. Selain harus ada visi, misi, juga harus ada target jangka panjang dan jangka pendek dengan beragam metode, teknis, dan strategi dalam hal ini.
12.   Saya berusaha belajar dari mana saja dan dari siapa saja meski itu anak kecil, hewan, ataupun tumbuhan, kaya atau miskin, terkenal atau terpuruk. Dan saya sangat menghargai dan mengagumi orang yang selalu mau belajar tanpa peduli usia. Misalnya saja bagi saya, saya bukan hanya sebagai guru anak-anak saya tetapi mereka juga merupakan guru bagi saya.

Blogilicious Makassar

Sekarang, saya harus menjawab 11 pertanyaan dari si pembuat kekacauan soal (piiss Mirna J):
  1. Kenapa kamu suka sama ‘dia’?
Maksudnya ‘dia’ itu suami saya ya? Saya suka dia karena dia baik hati dan tidak sombong (jelas saja tidak sombong karena dia tidak punya sesuatu yang layak disombongkan hehehe). Dia cerdas karena suka membaca, wawasannya luas. Sudah segitu saja, nanti dia ge er baca ini ... J
  1. Lagu yang WAJIB diputer di hari pernikahan kamu, apa?
Tidak ada tuh ...
  1. Makanan yang kamu paling nggak suka?
Ikan patin, ikan lele, bebek.
  1. Apa topping pizza favorit kamu?
Keju yang teramat sangat banyak. Soalnya saya keju mania ^__^
  1. Kamu lebih suka kucing apa kelinci?
Kucing.
  1. Pernah nggak punya niat bunuh diri?
Sayangnya tidak pernah (lho?) ... Ngapain? Niat itu mbok yang baik-baik. Emang ada orang yang punya niat tidak baik seperti ini?
  1. Apa yang kamu lakukan kalo gebetan kamu suka sama seseorang yang sikap, sifat, dan bakatnya sama dengan kamu tapi dia lebih cantik/cakep dari kamu?
Tidak tahu karena tidak ada orang yang lebih cantik dari saya, dan saya yakin suami saya juga berpendapat demikian. (Narsis? Harus dong). Gebetan? Apa itu gebetan? (Maklum emak-emak, ini kan istilah orang lajang)
  1. Kalau seseorang yang kamu sayang mau pergi, benda apa yang kamu mau dari dia sebagai kenang-kenangan?
Buku dong! Dan saya sendiri yang tentukan judulnya buku apa itu J.
  1. Apa sih yang biasa bikin kamu galau?
Saat menyadari kalau saya sudah kurang perhatian sama Allah padahal DIA tak pernah kurang memperhatikan saya.
  1. Menurut kamu, kenapa dia pergi dari aku, ya? (ini dijawab saja yah.. Description: :P )
Mungkin karena dia telah kamu tolak cintanya, Mirna? Atau karena ia tak menghendakimu? (jangan gusar ya, siapa suruh kamu mengatakan ‘ini dijawab saja yah.. Description: :P’ ... he he he). 
  1. Sebutkan satu hal yang paling pertama kamu ingat tentang aku?
Hmmm ... seorang mahasiswi manis yang senang menulis. Membuat saya ingin mengenalnya lebih dekat lagi setelah membaca tulisan-tulisan di blognya dan berinteraksi di dunia maya. Ayo, cari tisu untuk mengelap matamu yang pasti sudah berkaca-kaca sekarang :P

Hhhhh .. selesai juga ...
Karena ini sudah tanggal 31 Desember maka tak mungkin lagi saya meneruskan PR ini. Kalau saya nekad meneruskannya maka itu namanya KETERLALUAN J.
Terimakasih Mirna, telah memberikan saya PR yang sangat panjang ini. Meski pegal, saya senang juga karena belum pernah menuliskan tentang ini. Sekalian bisa promosi calon buku solo dan buku-buku antologi saya ^__*.
Makassar, 31 Desember 2011
Silakan dibaca juga:

Iowa Comes Down ToThe Wire



The latest polls show Mitt Romney in a statistical dead heat with Ron Paul, followed by Rick Santorum, Rick Perry and Newt Gingrich. Michele Bachmann is bringing up the rear, having fallen to single digits.

Romney campaigned in Des Moines today, stumping with New Jersey governor Chris Christie on a cold wet day with temperatures in the twenties. Considering the weather, Romeny drew a decent crowd as he mocked President Obama and his $4 million Hawaiian vacation.

"We’re out in the cold and the rain and the wind because we care about America. He just finished his 90th round of golf.”

Governor Christie: “You people disappoint me on Tuesday, you don’t do what you’re supposed to do on Tuesday for Mitt Romney I will be back, Jersey-style, people. I will be back,” he joked.

Rick Santorum is moving up in the polls as Newt Gingrich has been falling. A lot of evangelicals are reportedly giving him a second look. He's invested a great deal of time here in Iowa and he needs a strong finish here to keep his campaign viable.

Michele Bachmann has perhaps the saddest story of all. After winning the Ames straw poll, she suffered perhaps a terminal blow when her Iowa campaign chair defected to Ron Paul without giving her any warning whatsoever.

As much as I like Michele Bachmann, I think what we're seeing here is an indication that her campaign was hurried and perhaps premature. She's only been in Congress four years,and hopefully she can make another try for top job when she's had a little more seasoning and time to process what went wrong this time.



Link

Iowa Comes Down ToThe Wire



The latest polls show Mitt Romney in a statistical dead heat with Ron Paul, followed by Rick Santorum, Rick Perry and Newt Gingrich. Michele Bachmann is bringing up the rear, having fallen to single digits.

Romney campaigned in Des Moines today, stumping with New Jersey governor Chris Christie on a cold wet day with temperatures in the twenties. Considering the weather, Romeny drew a decent crowd as he mocked President Obama and his $4 million Hawaiian vacation.

"We’re out in the cold and the rain and the wind because we care about America. He just finished his 90th round of golf.”

Governor Christie: “You people disappoint me on Tuesday, you don’t do what you’re supposed to do on Tuesday for Mitt Romney I will be back, Jersey-style, people. I will be back,” he joked.

Rick Santorum is moving up in the polls as Newt Gingrich has been falling. A lot of evangelicals are reportedly giving him a second look. He's invested a great deal of time here in Iowa and he needs a strong finish here to keep his campaign viable.

Michele Bachmann has perhaps the saddest story of all. After winning the Ames straw poll, she suffered perhaps a terminal blow when her Iowa campaign chair defected to Ron Paul without giving her any warning whatsoever.

As much as I like Michele Bachmann, I think what we're seeing here is an indication that her campaign was hurried and perhaps premature. She's only been in Congress four years,and hopefully she can make another try for top job when she's had a little more seasoning and time to process what went wrong this time.



Link

LATMA'S Year End Roundup - SOTA Israeli Satire!



A very cool 'crystal ball' theme this time! Enjoy!

LATMA'S Year End Roundup - SOTA Israeli Satire!



A very cool 'crystal ball' theme this time! Enjoy!

Lab Scientist cartoon

My daily science cartoon is here:
http://baloosdailysciencecartoon.blogspot.com/

Pollster cartoon

Buy this and a zillion other Obama designs on merchandise at ZAZZLE.

"It's The Jihad, Charley Brown!"



Awwwww! How cute!

"It's The Jihad, Charley Brown!"



Awwwww! How cute!

The Council Has Spoken!! This Week's Watcher's Council Results

This summary is not available. Please click here to view the post.

The Council Has Spoken!! This Week's Watcher's Council Results



Welcome to the last Watcher's Council posting of 2011! We'd like to wish all of you a happy, healthy and prosperous New Year.Be good on Saturday night, and if you can't be good,be careful!



Seeing as 2012 is just around the corner, I polled some of our illustrious Council members to get their picks on some of the most notable people and events of the past year:

The Noisy Room: Person of the Year: Glenn Beck.

Event: Passage of S 1867 - NDAA

Rhymes With Right- Person: Paul Ryan, for his efforts to totally remake medicare and place it on firm financial footing.

Event: Obama's Illegal Undeclared War In Libya. Yes, it ended the Qadaffi regime, but at what cost to the Constitutional order here in the United States?

Right Truth- Tim Tebow

The Razor - Person: Turkish PM Recep Erdogan. Turkey’s pivot to Islam away from secularism is going to reverberate through the region for years.

Event: The Japanese tsunami. I’ve never seen any natural disaster like it and the videos were some of the most chilling I’ve ever seen. Popping Bin Laden is a close 2nd.

Bookworm Room- Person: Obama in a negative way; Tim Tebow in a positive way.

Events: The Euro's collapse and/or the withdrawal from Iraq, an ignominious retreat from a war we actually won.

Simply Jews - Person: Muammar Qadaffi

Event: Stems from A) - guess what ;-)

The Colossus of Rhodey - Person(s): Arab "Spring" participants who've fooled the media around the world into thinking they're democrats but in reality are just more Muslim fundies.

Event: Japanese tsunami and subsequent nuke reactor destruction.

Glittering Eye - Person: For notable individual I'd pick Mohamed Bouazizi, the Tunisian fruit vendor whose self-immolation was the spark that ultimately overthrew the government in Tunisia and lead to the upheavals in Egypt, Libya, Bahrain, Syria and elsewhere in MENA that are being called the "Arab Spring"

Event: I think that Scott's got it right on the notable event; the tsunami that struck Japan.

The Right Planet - For most notable person: Marine Sgt. Dakota Meyer

For most notable event: Japanese Tsunami. Tens of thousands killed and radiation to boot. What a horrible disaster. Bustin' a cap in Osama would be my second too. I'm with Scott on this one. Of course our debt has now surpassed our GDP. That'll probably be next year's most notable event--financial collapse.

The Mellow Jihadi - Notable Person: SEAL Team Six

Notable Event: Arab Spring

Joshuapundit- Person: Rep. Col. Allen West

Event: A toss up between our retreat from Iraq and the Tsunami.



And now, without further ado, let's move on to this week's winners.


This week's winner, Bookworm Room's A case regarding citizen journalists proves, once again, that bad facts make for bad law dealt with the case of a blogger who was successfully sued for libel and the implications of that legal ruling. Here's a slice:

When I first saw the headline — “A $2.5 Million Libel Judgment Brings The Question : Are Bloggers Journalists?” — I have to admit that I felt a bit queasy. When I write something snide about President Obama, Harry Reid, Nancy Pelosi, or any of the other prominent Democrats I routinely criticize at this site, am I exposing myself to massive liability? Well, probably not, because they’re public figures and we have enormous latitude to criticize them. But what about a post I might write criticizing, not a political figure, but a local businessman. Can he sue me . . . and win?

The answer, it seems to me, is that Mr. Businessman is just as likely to win against blogger as he would have been if, in the old days, I sent nasty letters to the editor, distributed flyers or otherwise widely and impugned his character. If my statements are true, I win. If they’re false, I lose. I would have been at risk in the old days and I’m still at risk in the new if I choose to shout out lies from an electronic rooftop.

So why is the $2.5 million dollar libel judgment an issue? Because the blogger in question sought to protect herself by claiming that she was a journalist, not a blogger. She therefore contended that Shield Laws allowed her to hide her sources while successfully protesting her innocence in a defamation lawsuit. When the judge said she wasn’t a journalist, bloggers got nervous. After all, we bloggers consider ourselves a “new media,” providing information that the old media, usually for political reasons, often leaves on the cutting room or newsroom floor. What’s unnerving is that, if we’re not journalists, even when we scrupulously present facts, we’re still at risk of litigation, something that has a very chilling effect even on the most honest writer.

As is so often true with legal cases, though, the details should be comforting — and this is true despite the fact that I think the judge committed a definitional error that must be redressed. This case, though, is not going to be the one that makes correcting that legal error easy, because the facts really militate against the blogger. By any standard, Crystal Cox, the defendant against whom the district court judge imposed the $2.5 million libel judgment, was not making any effort to conduct herself according to journalistic norms. Instead, Cox was the journalistic equivalent of a vexatious litigant.


In our non-Council Category, this week's winner was a masterful piece by Victor Davis Hanson , A Vandalized Valley submitted by The Noisy Room.it deals with what is happening in California's Central Valley,once one of the richest and most fertile farmlands in America. And classicist that he is, it's Vandals VDH is talking about, as in the fall of Rome. Do read it.


Here are this week’s full results:

Council Winners



Non-Council Winners



See you next year! And don't forget to follow us on Facebook and Twitter..'cause we're cool like that!