Salah satu cara memotivasi anak-anak adalah dengan kata “MENANG”. Athifah (4 tahun) senang sekali kalau dalam lomba makan dengan adik Afyad (1 tahun), ia yang menjadi pemenang. Malah ia mengharuskan ‘lingkungan’ menjadikannya pemenang. Ia marah kalau adik yang menang. Makanya ia pun berusaha secepat mungkin menghabiskan makanannya. Dan saat ‘kemenangan’ itu ia raih, senyum sumringah tersungging di bibirnya.
Suatu malam, saat Athifah dan kakak Affiq tengah bermain dengan sepupu-sepupunya – kakak Ifa (8 tahun) dan Faqih (3,5 tahun), mama membuatkan minuman ‘susu sirup’ bagi Athifah, Affiq, dan Ifa. Awalnya Faqih tidak mau, tetapi setelah melihat ketiga kakaknya menghabiskan susu sirup, ia akhirnya tertarik juga. Namun setelah dibuatkan, minuman itu tidak langsung ia habiskan. Mama pun masuk kamar, tidak menunggui Faqih menghabiskan minumannya.
Saat mama di dalam kamar, tiba-tiba terdengar tangisan pilu Faqih, diawali suara gaduh bocah-bocah bersaudara sepupu di ruangan sebelah. Mama tergopoh-gopoh mendatangi Faqih yang tengah dibujuk kakaknya – Ifa. “Faqih kenapa, Nak?”, tanya mama pada Faqih. Faqih tidak menjawab, ia hanya terisak-isak. “Kenapa Faqih, Ifa?”, tanya mama lagi pada sang kakak. “Begini Tante Niar, Faqih itu kalau makan atau minum, harus dia yang menang. Tadi Athifah bilang kalau dia yang menang minum susu, Faqih kalah”.
Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Faqih mau menghabiskan susu sirupnya. Athifah dengan suka rela meminta maaf pada Faqih. Tak lama kemudian mereka pun bermain kembali.
15Januari 2011
No comments:
Post a Comment