Saat menerima undangan pesta pernikahan, mama dan papa berusaha membujuk Athifah supaya tidak ikut. Alasannya, ribet ke pesta pernikahan dengan gadis mungil ini he he he.
Hari itu papa berhasil membujuknya untuk tidak ikut. Athifah bersedia karena boleh nonton Toy Story di komputer – itu perjanjiannya dengan papa.
Namanya juga anak-anak, ia kemudian berubah pikiran. Ia membujuk-bujuk mama supaya bisa ikut, “Mama, Saya ikut ya. Saya sabar ji kalo ikut.” Maksudnya ia akan bersabar selama ikut papa dan mama, tidak merengek-rengek atau meminta-minta pulang.
Namun karena ia sudah membuat perjanjian dengan papa sebelumnya, ia tetap tidak boleh ikut meski ia mengekori papa kemudian mama untuk meluluhkan hati mereka.
Karena melihat kegigihan Athifah, akhirnya papa dan mama luluh juga. Tapi perjanjian yang sudah dibuat sebelumnya tidak boleh begitu saja batal. Maka papa dan mama memutuskan, Athifah boleh ikut tetapi ia tidak boleh main komputer selama dua hari – hari itu dan keesokan harinya. Athifah menyambut dengan gembira keputusan mereka.
Meski berkendara motor di bawah terik matahari dan harus duduk di depan, Athifah tidak mengeluh seperti sebelum-sebelumnya. Setibanya di gedung tempat acara, ia berkata, “Saya tidak merasa panas.” Maksudnya ia tidak merasakan teriknya sinar matahari, padahal mama jelas-jelas merasa sengatan sinar matahari yang menyengat kulit dengan garangnya. Ia membuktikan bahwa ia bisa bersabar. Bukan hanya itu, selama di gedung ia tidak pernah mengeluh. Pun ketika papa dan mama mengajaknya melihat-lihat pameran komputer, ia tidak protes.
Saat mama memujinya, “Pa, Athifah sabar ya,” ia tersenyum sumringah dan mengulangi perkataan mama, “Saya sabar kan, Mama?” Mama mengangguk membenarkan.
Baru beberapa saat tiba di rumah Athifah mencoba merayu mama, “Ma, boleh main komputer?”
Mama menjawab, “Tidak boleh.”
Athifah kelihatan tidak mengerti. Ia bertanya, “Kenapa tidak boleh? Saya kan sudah bersabar?”
Mama menjelaskan, “Tidak boleh dong, Nak. Tadi itu kan sebenarnya Athifah tidak boleh ikut karena papa sudah mengizinkan nonton di komputer asalkan Athifah tidak ikut. Terus Athifah boleh ikut tapi hukumannya, Athifah tidak boleh main komputer selama dua hari!”
Athifah mencerna penjelasan mama. Kelihatannya ia masih tak rela, tapi ia menerima hukumannya.
Keesokan harinya ia masih mencoba meminta supaya bisa main komputer.
“Tidak boleh,” larang mama .
“Kenapa?” Tanya gadis mungil ini.
“Karena hukumannya dua hari. Athifah tidak boleh main komputer kemarin dan hari ini,” jelas mama.
Ia terdiam.
Kemudian ia berkata, “Mama, lain kali Saya tidak mau ikut ke acara pernikahan.”
Mama mengangguk.
Kalimat, “Lain kali Saya tidak mau ikut ke acara pernikahan,” diucapkannya setiap hari setelah hari itu.
Makassar, 12 November 2011
Hmm rupanya ia menyesal telah ikut mama dan papa ...
No comments:
Post a Comment