Mama menawarkan kepada Athifah lontong untuk menu makan malam. Athifah bersedia. Karena ia tidak mau dengan opor ayam, mama menawarkan kerupuk. Menu yang aneh ya? Lontong dengan kerupuk! Soalnya tidak ada lauk lain selain ayam dan kerupuk. Ayam dalam opor ayam ia tak mau, ayam goreng juga tidak. Athifah menyatakan kesediaannya makan lontong dengan kerupuk. Mama pun menyuapnya. Hanya satu suapan saja, Athifah menolak. Mama menawarkan, bagaimana jika dikasih kecap. Athifah bersedia. Mama kemudian mencampur lontong dengan kecap. Ada yang pernah mencoba menu aneh: lontong dicampur kecap? J.
Kali ini, hanya satu suapan juga sebelum. Athifah menolak dengan tegas, “TIDAK MAU!!!”
Mama: “Lho, tadi bilangnya mau?”
Athifah: “Tidak mau! Saya mau nasi sendiri!”
Mama: “Apa itu? Ini kan nasi kecap juga?”
Athifah: “Tidak mau! Saya tidak mau nasi sama-sama. Saya maunya nasi sendiri!”
Mama: “Memangnya ini apa?” Seraya memperlihatkan ‘lontong kecap’ itu kepada Athifah.
Athifah: “Nasi kecap”
Mama: “Nah tuh .. Ayo makan! Tidak usah main sepeda lagi ya kalau tidak mau makan. Sepedanya mau dinaikkan ke atas lemari!” Ancam mama yang sudah mulai kehabisan akal.
Athifah mengulangi kalimat yang tadi: “Saya maunya nasi sendiri! Saya tidak mau nasi sama-sama!”
Mama makin bingung. Apa maksudnya?
Mama bertanya: “Kalau ‘nasi sendiri’ isinya apa?”
Athifah: “Makanan”
Mama mengulangi pertanyaannya: “Kalau ‘nasi sendiri’ isinya apa? Ada nasi?”
Athifah menjawab: “Iya.”
Mama bertanya lagi: “Dengan apa lagi?”
Athifah diam.
Mama bertanya lagi: “Apa dengan kecap?”
Athifah: “Iya.”
Mama masih bertanya: “Apa Athifah mau taruh sendiri nasinya?” Mama berpikir, mungkin Athifah mau menyiapkan sendiri makanannya.
Athifah merengek: “Saya mau nasi sendiri, tidak mau nasi sama-sama!”
Duh ...Mama memutar otak. Mungkin Athifah tidak mau ‘lontong’. Ia maunya ‘nasi’ yang berasal dari beras yang ditanak. Sepertinya lidah Athifah tidak bisa dikelabui. Meskipun secara kasatmata kelihatannya lontong (yang sudah dilumat) plus kecap itu persis nasi kecap, Athifah mampu membedakan rasanya. Akhirnya, dengan terpaksa mama mengganti lontong dengan nasi. Mama menyuap Athifah. Athifah mau. Ia makan dengan lahap.
Makassar, 31 Agustus 2011
Oalah ... miss communication! Ya iyalah Athifah mampu membedakan rasa lontong dengan nasi. Wong lontong itu dimasak dengan kayu bakar. Jelas saja rasanya yang menjadi sangat khas berbeda dengan nasi yang dimasak di rice cooker ...
No comments:
Post a Comment