Sumber gambar: kami-tintakami.blogspot.com |
Pada suatu hari, saat antri di kasir di Lotte Mart di jalan Sultan Alauddin. Saya melihat hal unik. Ibu di depan saya membayar tidak menggunakan kartu anggota Lotte. Padahal di Lotte yang ini, orang yang berbelanja harus memiliki kartu anggota, paling tidak saat membayar ia memiliki kartu anggota yang nantinya dipindai oleh kasir di mesin uang.
Saatnya membayar, ibu tersebut tidak mengeluarkan kartu. Ia malah ‘menyetor hafalan’ nomor anggotanya yang tertera di kartu anggota. Hebat, ia mengucapkan sepuluh digit angka dengan sangat lancar. Sepanjang usia saya, inilah pembayar terunik yang pernah saya lihat J.
Saya jadi teringat 5 – 6 tahun yang lalu. Waktu itu, mart itu masih bernama Makro. Beberapa kali saya melihat seorang bapak sibuk memilih-milih telur. Bapak itu memilih-milih telur dengan sangat telaten. Lama sekali. Hingga suatu ketika saya dan suami saya antri beriringan dengan bapak tersebut. Saat itulah terjadi perbincangan singkat dengan bapak itu.
Ia berkata, “Saya membeli telur yang retak tetapi masih bagus. Soalnya saya punya rumah makan. Membeli telur yang retak sangat menguntungkan bagi saya karena harganya murah sekali. Kita hanya harus pandai-pandai memilih telur yang bagus saja karena tidak semuanya masih bagus.”
Wow ... saya salut sekali sama si bapak ini. Ia betah sekali melakukan hal itu dengan sangat sabar. Telur yang ia beli sampai berak-rak banyaknya, entah ada berapa puluh atau bahkan ratus butir telur di situ.
Tanpa bermaksud apa-apa, saya bertanya, “Di mana rumah makannya, Pak?” Si bapak hanya mesem-mesem saja, tidak menjawab, padahal suara saya cukup keras. Saya bertanya sekali lagi, ia masih mesem-mesem bungkam. Rupanya ia tak ingin menjawabnya. Baiklah kalau begitu, padahal kan saya bisa mampir di tempatnya suatu waktu. Siapa tahu saja masakan di tempatnya lezat.
Sampai meninggalkan tempat itu saya masih tidak mengerti mengapa bapak itu tidak menjawab pertanyaan saya. Menurut saya, ia sudah menolak calon pelanggan. Tiba di rumah, barulah suami saya berkata, “Kalau ia beritahu lokasinya, nanti bisa tersebar berita bahwa ia menggunakan telur retak di setiap masakannya. Kan tidak bagus juga bagi reputasinya.” Saya mengangguk-angguk mengerti ...
Makassar, 20 Agustus 2011
No comments:
Post a Comment