Beberapa 'kumpulan ruko' di jl. Rappocini Raya |
Mengingat Rappocini di saat baru pindah dulu (tahun 1989), dan membandingkannya dengan kini: sungguh jauh berbeda. Ruko menjamur di mana-mana. Nyaris sepanjang jalan Rappocini Raya, di kiri dan kanan jalan dipenuhi dengan ruko. Para penghuni lama menjualnya kepada pihak yang kemudian membangun ruko di jalan ini.
Rappocini sekarang macet pada jam-jam tertentu: pada saat mahasiswa Universitas Indonesia Timur pada berdatangan/pulang kuliah atau pada saat wisuda. Kemacetan itu bisa juga disebabkan padatnya pengunjung di sebuah apotek yang disinyalir merupakan apotek dengan harga jual barang termurah di Makassar.
Pemandangan tepi kanal kompleks Marindah |
Menyisir kanal di kompleks Marindah meninggalkan hembusan sejuk angin di sekujur tubuh. Ini karena pepohonan yang tumbuh di tepi kanal sudah semakin rimbun. Di ujung sana terlihat sebuah gerobak yang berjualan es kelapa muda.
Tembok-tembok pembatas taman di tengah jalan Veteran saat ini lagi-lagi sedang dibongkar. Entah ya ... sepertinya pemerintah kota doyan sekali merombak tembok-tembok itu? Kelihatannya sih tembok-tembok itu masih baik-baik saja. Atau bagaimanakah paduka pemerintahku? (Maafkan diriku yang seenaknya menyentil ini).
Tembok bongkar di Veteran Selatan |
Jalan Veteran Selatan sekarang sedikit berbeda. Ruko dan toko semakin banyak di mana-mana. Pepohonan yang cukup rindang di tengah jalan membuat angin terasa cukup sejuk. Enak betul sekarang tinggal di Rappocini, untuk mencari berbagai keperluan tidak perlu jauh mencari. Segala macam jenis toko ada di jalan Rappocini Raya dan jalan Veteran Selatan, termasuk mart yang menjamur. Mart-mart itu bahkan ada yang hanya berjarak seratus meter. Oh bukan ... ada bahkan yang hanya berjarak lima meter! Wow!
Tapi dua mart yang hanya berjarak lima meter itu bukan mart baru. Yang satunya mart lama, milik orang asli Sulawesi Selatan. Saya yakin pemiliknya bersedih hati karena kekurangan pelanggan. Tampaknya masyarakat sekitar lebih suka bertandang ke mart baru yang menjanjikan belanja berhadiah dan aneka hadiah dari poin-poin berbelanja untuk pelanggan yang memiliki kartu anggota.
Sepengamatan saya sih, pemilik terdahulu dari mart baru dan lama itu orang yang sama, atau bersaudara. Karena saya pernah mengamatinya dengan mata kepala sendiri. Mart baru itu dulu merupakan tempat usaha perabot rumahtangga. Mungkin sewaktu melepas tempat usaha itu, pemiliknya tak menyangka bakal dijadikan mart jenis baru yang letaknya nyaris bersebelahan dengan mart lama.
Pepohonan rindang di Jalan Veteran Selatan |
Apa boleh buat. Inilah kenyataannya sekarang. Mudah-mudahan pemilik mart lama itu tidak berkecil hati akan rezeki dari Sang Maha Pemberi Rezeki. Bukankah rezeki setiap makhluk-Nya tak akan tertukar karena pada rezeki masing-masing sudah ‘tertulis’ nama setiap orang?
Makassar, 24 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment