DURBAN - Jika di Jakarta warga kerap ditagih bila uang air kecil di wc umum, lain halnya yang terjadi di Durban, Afrika Selatan. Warga di sana justru dibayar setiap kali buang air kecil.
Bertujuan untuk meningkatkan kebersihan dan menghemat uang, Kota Durban menyediakan sekira 90 ribu toilet di rumah warga yang tidak membutuhkan air sedikit pun.
Kini Pemerintah Kota Durban menyediakan penampung dengan volume mencapai 20 liter untuk menampung air kencing. Air kotor tersebut nantinya akan diubah menjadi pupuk, mengingat mengandung bahan nitrat, fosfor, dan potasium. Demikian diberitakan AFP, Senin (8/11/2010).
Penampung itu akan dipasang di sekira 500 toilet yang disediakan pemerintah.
Nantinya para pekerja kebersihan Afrika Selatan akan mengumpulkan penampung tersebut setiap pekan. Mereka akan membayar 30 rand atau sekira Rp38 ribu (Rp1,297 per rand) kepada setiap keluarga yang dilengkapi toilet tersebut.
Jumlah ini tidaklah kecil bagi warga yang tinggal di negara dengan 43 persen warganya berpendapatan USD2 atau sekira Rp17,800 (Rp8,900 per dolar) per hari itu.
Sebuah laboratorium asal Swiss Eawag dan Yayasan milik jutawan Amerika Serikat Bill Gates, saat ini tengah mempelajari bagaimana cara mendapatkan modal untuk skema ini. Warga Afsel banyak yang sudah tertarik dengan program tersebut.
Bertujuan untuk meningkatkan kebersihan dan menghemat uang, Kota Durban menyediakan sekira 90 ribu toilet di rumah warga yang tidak membutuhkan air sedikit pun.
Kini Pemerintah Kota Durban menyediakan penampung dengan volume mencapai 20 liter untuk menampung air kencing. Air kotor tersebut nantinya akan diubah menjadi pupuk, mengingat mengandung bahan nitrat, fosfor, dan potasium. Demikian diberitakan AFP, Senin (8/11/2010).
Penampung itu akan dipasang di sekira 500 toilet yang disediakan pemerintah.
Nantinya para pekerja kebersihan Afrika Selatan akan mengumpulkan penampung tersebut setiap pekan. Mereka akan membayar 30 rand atau sekira Rp38 ribu (Rp1,297 per rand) kepada setiap keluarga yang dilengkapi toilet tersebut.
Jumlah ini tidaklah kecil bagi warga yang tinggal di negara dengan 43 persen warganya berpendapatan USD2 atau sekira Rp17,800 (Rp8,900 per dolar) per hari itu.
Sebuah laboratorium asal Swiss Eawag dan Yayasan milik jutawan Amerika Serikat Bill Gates, saat ini tengah mempelajari bagaimana cara mendapatkan modal untuk skema ini. Warga Afsel banyak yang sudah tertarik dengan program tersebut.
No comments:
Post a Comment