Mama baru membelikan Athifah kacamata anak-anak warna merah muda karena sekarang ia senang duduk di depan saat berkendara sepeda motor dengan papa. Athifah sangat senang, sambil mengembangkan senyum manis ia mengungkapkannya dengan kata-kata, “Saya senang Mama, dibelikan kacamata” atau “Saya sedih kalau tidak dibelikan kacamata”. Maka kacamata itu dipakainya ke mana-mana dan digenggamnya di tempat tidur karena takut direbut oleh kakak Affiq jika ia tertidur.
Esoknya kacamata itu hilang. Sudah dicari di sekitar tempat tidur tapi tidak ketemu. Entah di mana beradanya. Athifah kelihatannya sudah kangen sama kacamatanya. Saat harus memakai celana setelah dibersihkan usai ‘menunaikan hajatnya’ ia berkata, “Mama, Saya tidak bisa pakai celana tanpa kacamata”. Waduh, memangnya celanamu sekecil huruf-huruf di layar komputer, Nak? J. Ato’ (dari kata ‘lato’, bahasa Bugis yang berarti ‘kakek’) nyeletuk, “Makanya, jangan suka nonton TV terlalu dekat”. Waduh, malah makin tidak nyambung ...
Affiq, kemarinnya tega sekali memakai kacamata merah muda itu. Membuat Athifah menjerit-jerit tak rela, ia lalu-lalang di dalam rumah dengan kacamata bertengger di hidungnya. Kasihan sekali ia kelihatannya. Mana cocok anak lelaki hampir 10 tahun, berambut cepak lagi berkulit gelap mengenakan kacamata semanis itu? J
Affiq memang tega pada dirinya. Ia pernah sudi berbedak harum semerbak mewangi nan memutih di wajahnya. Sampai mama merasa berdosa karena merasa malu dan berharap mudah-mudahan tak ada tamu yang tiba-tiba bertandang ke rumah! J
Makassar, 31 Mei 2011
No comments:
Post a Comment