Saturday, May 7, 2011

Iiiih ... Takut .....

           Ada satu cerita lama yang tercecer tentang Athifah. Saat berusia 1 tahun – 2 tahunan, ia sangat takut kepada laki-laki dewasa. Kedatangan om Uyi dan om Pai  yang tinggal di kota lain ke rumah, seperti merupakan siksaan baginya. Sering kali ia menangis jika bertatapan dengan om-omnya itu, atau tamu (laki-laki dewasa) kami. Tetapi saat mereka sedang tidak memperhatikannya, diam-diam Athifah mencuri-curi pandang ke arah mereka. Begitu om-omnya berbalik menatapnya, ia menangis. Lama-lama ia tidak menangis lagi menghadapi pria-pria dewasa ini,melainkan ia tegang luar biasa demi melihat mereka.Mulutnya terkunci, sekujur tubuhnya menegang, kepala dan lehernya seolah terkunci, matanya setengah melotot, dan ia berusaha meraih lengan atau pakaian mama/papa untuk berpegang.
            Di saat-saat itu, Athifah menolak saat mama hendak memotong kukunya, setiap pemotong kuku diarahkan ke kukunya, Athifah langsung menarik tangannya atau memberontak. Begitu berulang kali. Tidak disangka, ketakutan Athifah terhadap om Pai bisa digunakan sebagai ‘senjata’ untuk memotong kukunya. Saat om Pai sedang berada di Makassar, maka dimintalah kesediaannya untuk memotongkan kuku gadis mungil ini. Om Pai bersedia, ia memangku Athifah yang kelihatan super tegang. Athifah tidak berani bergerak. Ia menurut saja saat om Pai meraih jemarinya. Dan saat pemotong kuku bergerak membabat kuku-kuku kecilnya, ia tidak menolak sama sekali. Yes, berhasil ...
            Lama-kelamaan Athifah tidak merasa takut lagi pada laki-laki dewasa. Bahkan ia senang menemani mereka bercerita. Suatu ketika menjelang 4 tahun usianya, saat sedang berada di kota Pare Pare, menjelang pernikahan om Saleh – adik papa, yang lama tinggal di Jakarta, kemudian di Manokwari, jadi baru kali ini dilihatnya, ia membisiki mama, “Mama, Saya takut sama Solihin yang itu”, seraya telunjuk kecilnya mengarah kepada om yang baru dikenalnya itu ....
Makassar, 7 Mei 2011
            Om yang satu itu memang berkulit gelap Nak, dari sononya sudah begitu ...  tapi ia tak menakutkan koq! (Buktinya, tante Chana mau tuh dinikahi olehnya he he he).  Lagi pula, meski ia adik dari Solihin Tahir – papamu, namanya bukan “Solihin yang itu”.

No comments:

Post a Comment