Ayah saya bukan perokok. Dulu, sesekali ia merokok saat lebaran, menemani tamu-tamu yang merokok. Namun semakin bertambahnya usia beliau, beliau tidak lagi merokok, hingga sekarang. Orang-orang dekat dalam keluarga saya pun bukan perokok. Adik laki-laki saya, suami saya, dan suami dari adik saya tidak merokok sama sekali.
Tetapi, di luar rumah tentu saja banyak asap rokok bertebaran di mana-mana. Banyak di antara para perokok ini tidak peduli dengan sekelilingnya, asyik saja menghembuskan (racun) asapnya ke mana-mana. Ada bahkan yang sangat tega. Misalnya saja, saya pernah beberapa kali bertemu orang di angkot yang sedang merokok, saya kibas-kibaskan tangan, mengisyaratkan betapa terganggunya saya, tetapi tidak dipedulikan oleh mereka. Mereka malah semakin kencang, sengaja meniup-niupkan asap rokoknya ke arah saya. Itu baru racun kimiawi, ada juga orang yang menyebarkan ‘racun sihir’ melalui hembusan asap rokok. Iiihh .. na’udzu billah.
Karena bukan penyuka rokok, saya tidak habis pikir apa sih yang menyebabkan orang-orang mencandu rokok? Setelah cari-cari, di http://bahayamerokok.net/, alasannya adalah: karena ingin mendapat efek segar, atau karena kebiasaan, misalnya senang, marah, gelisah yang memicu keinginan merokok, atau karena tubuh meminta dosis nikotin yang minimal sama dengan hari sebelumnya. Setelah mengetahui alasan-alasann tersebut, apakah ini lantas menjadi masuk akal bagi saya? Hm .. tidak juga. Karena, masih menurut website yang sama, efek merugikan dari rokok ini memang tidak secara langsung dirasakan, pelan tapi pasti bahaya mengancam tubuh perokok jika kebiasaan buruknya tidak segera dihentikan. Menurut penelitian, seseorang yang menghisap rokok setiap hari dapat meningkatkan resiko terkena kanker laring, paru-paru, kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh darah, gangguan kehamilan dan sakit jantung. Menurut riset seseorang yang secara rutin merokok 3 hingga 4 batang sehari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker mulut jika dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru menunjukkan bahwa dalam perkembangannya merokok akan mengakibatkan kanker pankreas.
Dan bagi perokok pasif, saat asap rokok terlepas, secara langsung ia akan menghirup udara yang bercampur asap. Ini bisa mengakibatkan sesak nafas, iritasi hingga sakit jantung dan paru-paru. Asap rokok yang terlepas mengandung nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida dan amonia. Semua zat-zat tersebut adalah racun mematikan yang lambat laun bisa menggerogoti kesehatan tubuh perokok pasif. Bahkan efeknya bisa lebih parah jika dibandingkan dengan perokok aktif.
Nikotin Ini adalah komponen adiktif tembakau yang diserap ke dalam darah dan mempengaruhi otak dalam waktu 10 detik. Hal ini menyebabkan perokok untuk merasa rileks karena neurotransmitter. Ini juga menyebabkan gelombang denyut jantung, tekanan darah, dan adrenalin (yang juga merasa baik). Akibatnya, sifat ketergantungan nikotin pada otak dan tubuh untuk sementara hilang. Perokok merasa lebih buruk jika mereka tidak merokok. Ini yang memperkuat keinginan untuk merokok lagi. Asap rokok sendiri mengandung tar yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia termasuk sekitar 60 bahan kimia karsinogenik yang berbahaya. Hampir semua jenis zat tersebut mematikan. Bahan-bahan kimia lain yang terkandung dalam rokok adalah:
1. Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
2. Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna.
3. Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.
4. Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
5. Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
6. Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
7. Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
8. Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
9. Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.
Sedangkan asap yang dihasilkan rokok mengandung tar. Tar itu sendiri mengandung banyak bahan beracun ke dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.
Yang Muda yang Merokok
Semakin hari semakin banyak saja orang-orang muda yang merokok. Studi menunjukkan bahwa siswa lebih mungkin untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi berdasarkan hasil riset terbaru mengatakan bahwa remaja merokok setiap tahun semakin meningkat. Pada umumnya mereka mengaku sudah mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun
Saat ini terdapat 1.100 juta penghisap rokok di dunia yang 45% masih pelajar. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga mencapai 1.640 juta remaja. Setiap tahunnya, diperkirakan 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan secepatnya.
Menurut survei di beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa di sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40% sebagai perokok aktif yang terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Dan berdasarkan pemantauan lanjutan dari para pelajar yang merokok itu sebanyak 25% Drop Out. Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Diperoleh dari hasil angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman (sumber data: http://bahayamerokok.net/). Sponsor Rokok yang Meracuni
Beberapa malam yang lalu, saya melewati jalan Pengayoman. Ada keramaian di beranda hingga bahu jalan salah satu distro di situ, banyak sepeda motor terparkir beserta puluhan remaja putra/putri. Rupanya ada acara pentas band lokal. Namun saat melihat media yang menuliskan nama sponsor, hati saya miris. Ternyata sponsornya adalah salah satu produk rokok. Saat ini, sangat banyak aktivitas remaja/pemuda yang disponsori oleh rokok. Bukan hanya event musik, tetapi juga kegiatan olahraga!
Ketua Umum Komnas Anak Seto Mulyadi mengungkapkan (seperti yang dilansir http://wandykumis.wordpress.com/), agresifnya iklan, promosi dan kegiatan sponsor oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi tembakau oleh anak dan remaja di Indonesia. Seluruh bentuk pemasaran, mulai dari iklan-iklan yang provokatif dan sponsor event-event yang digemari remaja ditujukan untuk menjerat remaja menjadi perokok pemula. “Dari pemantauan yang kami lakukan dalam kurun waktu Januari-Oktober 2007 terdapat 1350 kali kegiatan yang diselenggarakan/disponsori industri rokok atau sekitar 135 kegiatan tiap bulannya,” kata Seto, Senin (28/1/10) dalam acara “Worskhop Perlindungan Anak dari Dampak Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok” di Jakarta. Workshop bertujuan meningkatkan kesadaran pembuat kebijakan dan masyarakat sipil untuk melindungi anak-anak dan remaja dari dampak iklan, promosi dan sponsor rokok. Begitu ‘memilukan’. Sebenarnya, menurut saya, tidak usah terlalu jauh. Pakai logika sederhana saja. Bagaimana bisa sebuah benda yang tidak memiliki nilai positif sama sekali dan sudah difatwakan haram (berdasarkan dalil “Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi) Demikianlah rokok diharamkan karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabi-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam) berfirman: “…dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ - Al A’raf : 157, sumber: http://ghuroba.blogsome.com/), - bagaimana mungkin benda ini disandingkan dengan berbagai kegiatan positif untuk generasi muda suatu bangsa? Generasi muda yang padanya kita titipkan bermilyar asa agar mereka mampu mengelola negeri ini dengan sangat bijak, cerdas, dan positif kelak di masa yang akan datang. Generasi muda yang seharusnya energik, dinamis, cerdas, kreatif, dan tentu saja sehat? Bagaimana mungkin mereka bisa mengelola negeri ini dengan baik jika berbagai ancaman penyakit yang mengerikan ada di depan mata, dalam bentuk sponsor yang selalu ‘melambai-lambai’ minta dicicipi? Sungguh tidak masuk akal. Para pembaca yang budiman, apa mau kita kelak menitipkan negeri ini kepada generasi sakit-sakitan yang harapan hidupnya pendek karena keberhasilan sponsor rokok dalam meningkatkan pengguna rokok? Sudahlah .. sudah cukup banyak kerusakan di negeri ini. Sekarang, jauhi saja benda kecil pembunuh itu. Jauhkan anak-anak kita darinya. Pemerintah .. oh .. pemerintah .. kapankah ada regulasimu yang mengatur tentang hal ini? Ini urgent lho ..... UU No 2/2007 tentang pengendalian udara, di mana ada beberapa kawasan yang dilarang merokok termasuk bus, dengan denda maksimal 50 juta rupiah atau kurungan selama 6 bulan (sumber: http://www.detiknews.com/), belumlah cukup untuk menghambat laju pertumbuhan perokok belia! Makassar 1 Juni 2011