Akhirnya, rasa lelah Athifah menguap saat mama mengucapkan, “Kalau Athifah seperti ini, besok tidak usah main komputer yah.”
Athifah bangkit melakukan shalat dengan segarnya.
Ia melakukannya empat raka’at.
Hmm ... rupanya ia shalat isya.
Kemudian setelah shalat isya, ia berdiri lagi.
Kali ini ia minta mama menuntunnya shalat tiga raka’at. “Belum shalat maghrib, Ma,” katanya.
Mama meladeninya. Meski melanggar syari’at, mama mengabulkan permintaan gadis ciliknya, mumpung ia lagi mau shalat. Pernah mama tidak mau mengabulkannya dengan alasan ‘bukan waktunya’ namun gadis mungil ini langsung ngambek, sama sekali tidak mau shalat. Terpaksa kali ini mama mengabulkannya. Toh ia belum punya kewajiban shalat. Tak apalah untuk membiasakannya shalat dulu, begitu pikir mama. Oh Allah ... ampuni mama ya ...
Maka mama menuntun gadis mungil ini shalat tiga raka’at. Sebenarnya Athifah sudah bisa melakukan shalat tiga raka’at dengan gerakan yang benar. Tadi saja ia bisa mengerjakan yang empat raka’at. Tapi, sekali lagi demi membiasakannya shalat, mama menurutinya saja.
Setelah selesai shalat maghrib di waktu isya, nona cilik ini mengeluarkan satu lagi permintaan, “Mama, empat raka’at lagi untuk yang siang-siang.” Maksudnya, ia mau shalat lagi empat raka’at sebagai pengganti shalat dhuhur (atau ashar ya?). Mama mengiyakannya saja. Maka ia pun shalat lagi empat raka’at.
Makassar, 24 November 2011
Total ia shalat sebelas raka’at! Wow ... ia sudah bisa diajar shalat tahajud! Subhanallah ...
No comments:
Post a Comment