Ia bertanya seraya menunjuk gambar sebuah teko, "Ini apa Mama? Saya tidak mengerti."
Tulisan itu seharusnya sangat mudah bagi Athifah. Namun rupanya ia terpaku pada gambarnya. Ia belum bisa menghubungkan tulisan TEKO dan gambarnya. Kata itu memang belum masuk dalam daftar kosa katanya.
Mama menuntun Athifah membacanya, "Coba baca: Te E?"
Athifah menyambut, "TE."
Mama melanjutkan, "Ka O?"
Athifah menyahut, "KO."
Mama bertanya, "Bacanya?"
Athifah menjawab dengan sumringah, "TEKO."
Ia melanjutkan 'membaca' beberapa tulisan bergambar di bukunya.
Kemudian ia sampai pada 'KAMPAK'
Athifah bertanya, "Ini apa, Mama?"
Mama menuntun Athifah, "Ka A eM?"
Athifah menjawab yakin, "KAM."
Mama melanjutkan, "Pe A Ka?"
Athifah menjawab pasti, "PAK."
Mama bertanya, "Nah, bacanya apa?"
Athifah menjawab dengan cepat, "PALUK."
Mama membenarkan, "KAMPAK. Coba ulangi: Ka A eM, bacanya 'KAM'. Pe A Ka, bacanya 'PAK'. Jadi KAMPAK."
Makassar, 22 November 2011
Athifah sepertinya memperhatikan gambarnya. Gambar kampak (kapak) menyeerupai gambar palu-palu baginya. Jadi tulisan KAMPAK, walaupun dieja, baginya merupakan PALU yang ditambah huruf K di belakangnya karena ia mengingat KAMPAK diakhiri dengan huruf K. ^_^
No comments:
Post a Comment