Tuesday, July 5, 2011

Melangkah Bersama Id Blognetwork

Menyenangkan melihat wajah Mubarika Darmayanti, blogger wanita yang sedang bersinar ini di layar TV pada tayangan “Lintas Persona” di MNCTV siang ini. Pertama kali saya melihat wajahnya adalah di deretan atas daftar teman fesbuk pak Amril Taufik Gobel. Saat itu saya tertarik memperhatikan karena ada logo penggalan kata “id” di foto profil mereka berdua. Saat itu, sekitar akhir bulan April 2011. Sejak itulah saya menyimpan tanya tentang arti logo itu.
            Saya mengetahui Pak Amril sudah lama, sejak masih kuliah di Fakultas Teknik UNHAS. Ia senior saya, 3 angkatan sebelum saya tetapi beda jurusan. Saya hanya sebatas mengetahui saja, saya tahu ia dulu aktif di organisasi kampus juga di media kampus. Pada bulan April yang lalu, saya memberanikan diri mengirim permintaan pertemanan di fesbuk berhubung saya sedang bersemangat-semangatnya mengisi blog pribadi saya. Pak Amril mengonfirmasi saya lalu saya memperkenalkan diri. Alhamdulillah pak Amril masih ingat dengan saya. Iyalah ... wanita yang menjadi mahasiswa di fakultas Teknik kan tidak banyak, saya sedikit di antaranya. Ternyata pak Amril juga sangat mengenal suami saya yang juga berasal dari almamater yang sama. Syukurlah, saya ingin belajar banyak darinya.
Sebenarnya saya punya blog sejak dari tahun 2004 – 2005, namun karena satu dan lain hal, blog itu terbengkalai hingga terbentuk lagi blog baru pada akhir tahun lalu yang aktif saya isi lagi sejak memiliki akses internet sendiri dari rumah. Tulisan-tulisan dari blog lama dan tulisan-tulisan yang masih tersisa di hard disk pun dipindahkan ke blog baru ini.
Kembali ke penggalan kata “id” tadi. Saya mencari tahu dari mana penggalan kata itu berasal. Ternyata penggalan kata itu berasal dari Id Blog Network (IBN), sang agregator, penghimpun para blogger seantero Indonesia dan  menghubungkan mereka dengan pihak perusahaan yang mau beriklan. Saya baca-baca webnya. Saya merasa tertarik lalu mencoba bergabung. Wah .. ternyata butuh perekomendasi. Saya lalu menghubungi pak Amril dan mengajukan permintaan rekomendasi, alhamdulillah disetujui. Tinggal satu orang lagi. Saya memberanikan diri mengirim pesan di inbox pak Joru Ginting. Kali ini saya harus ‘melancangkan’ diri karena saya sama sekali tidak mengenal ia secara pribadi. Saya hanya mengetahui profil ia dari internet, sebagai founder dari Sekolah Menulis di Jakarta, dan saya mengikuti milis dan grup kepenulisan yang diasuhnya di fesbuk. Saya pun tak tahu pasti ia anggota IBN atau bukan, saya hanya menebak-nebak karena pernah membaca tulisan di blog pak Amril tentang kopdar (kopi darat) IBN yang dihadirinya dan di tempat itu ia bertemu dengan pak Jonru. Jika ia ikut kopdar, hampir pasti ia anggota IBN, begitu pikir saya. Singkat cerita, setelah menyanggupi syarat-syarat yang pak Jonru ajukan, ia pun memberikan rekomendasinya kepada saya. Saat itu bulan Mei 2011, seingat saya anggota IBN masih sejumlah 3000-an blogger.
“Jika tanpa perekomendasi, waktu penantian untuk diterima menjadi anggota IBN makan waktu 6 bulan, dengan perekomendasi ... mungkin butuh waktu sekitar sebulan,” begitu pikir saya waktu itu. Ternyata pikiran saya salah. Hanya butuh waktu beberapa jam hingga akhirnya saya resmi bergabung dengan IBN. Wow ... betul-betul rekomendasi dari kedua blogger senior tersebut merupakan karcis jalan tol buat saya. Alhamdulillah. Terima kasih pak Amril dan pak Jonru.
Dua minggu setelah bergabung di IBN, saya mengikuti event Blogilicious Fun Makassar, sebuah roadblog yang diadakan di 7 kota besar di Indonesia, termasuk Makassar. Suatu event yang jempolan. Seharusnya ajang seperti ini bisa membebankan biaya ratusan ribu bahkan 1 – 2 juta rupiah karena bobotnya yang sangat dahsyat. Tetapi tidak, peserta hanya dibebankan biaya Rp. 20.000 untuk anggota IBN dan Rp. 25.000 untuk peserta yang bukan anggota IBN. Eh, bahkan di kota lain ada yang gratis untuk anggota IBN. Mengapa bisa? Karena ada beberapa sponsor hebat yang berada di belakang kegiatan ini. IBN memang luar biasa ...
Di ajang inilah pertama kali saya bertemu secara langsung dengan mbak Mubarika yang juga director business IBN ini. Sepintas ia sosok yang hangat dan mudah bergaul. Ia bersama pembicara-pembicara yang lain sungguh membuka lebih banyak wawasan saya tentang dunia blogging. Satu hal yang berkesan adalah mereka lebih suka menyatakan profesi utama sebagai “BLOGGER” sementara profesi seperti manajer, dosen, guru, mereka sebut sebagai “Profesi Sampingan”. Mengapa? Karena inilah hal yang mereka lakukan dengan sepenuh hati dan senang hati. Bahkan bukan hanya ‘manfaat dalam hati’ yang mereka peroleh kini, tetapi juga ‘manfaat dalam dompet’. Satu pesan mereka adalah “Ngebloglah dengan hati”, karena menjalaninya ‘dengan hati’, pembaca akan berdatangan sendiri ke blog kita jika memang konten yang kita sajikan menarik. Saya sependapat, blogger sejati tidak memusingkan rupiah yang ia peroleh (apalagi jika bergabung dengan IBN yang sekarang sudah beranggotakan 4.555 blogger). Rupiah hanyalah akibat. Blogger, jika mau disebut sebagai ‘blogger sejati’, sejatinya mementingkan konten yang orisinil dan bermanfaat bagi pembacanya. Tanpa rupiah pun ia akan tetap menulis, tidak perlu ngambek, mandek ataupun suntuk jika blognya belum dilirik pengiklan (atau peng-klik iklan).  Anda blogger sejati?
Makassar, 5 Juli 2011

No comments:

Post a Comment