Beberapa waktu yang lalu saya membuat tulisan tentang kebiasaan orangtua yang suka ‘mengabsen anak-anak’-nya saat membutuhkan seseorang dari mereka. Biasanya ini kebiasaan ibu-ibu namun ada juga bapak-bapak yang juga melakukannya.
Saya dulu merasa heran dengan kebiasaan ibu yang suka ‘mengabsen nama-nama’ saya dan adik-adik. Lalu saya mengetahui ternyata ibu mertua saya pun demikian. Terakhir, saya menyadari telah ‘ketularan’ kebiasaan itu setelah memiliki 3 orang anak.
Saya ingin sekali mengetahui pengalaman teman/kerabat maka saya posting-lah tulisan saya ke FB. Beberapa teman/kerabat menanggapi, pengalaman mereka unik-unik dan menurut saya, layak untuk saya ‘dokumentasikan’ kembali dalam bentuk tulisan bertajuk Mengabsen Anak (Versi Respon) ini. Berikut ini tanggapan mereka yang saya edit strukturnya (bukan isinya) karena banyak yang menggunakan bahasa gaul daerah setempat, agar bisa dimengerti oleh banyak orang :
Ida Tahmidah hehehe... terkadang saya juga seperti itu mba.... tapi tidak sering... sekali-kali saja..., ibu saya juga dulu seperti itu tapi tidak selalu. Mungkin karena nama-nama itu lekat di hati dan
pikiran kita jadi otomatis terucap terus :D
Yuli 'ruri' Wiydapuri hehehehe....sama persis mbak....mungkin dulu karma sama ibu..:)
Tiwi Dayang ayah dan ibu saya jg begitu..kadang2 saya juga...tapi suami saya , tidak..:)
Susan Lutan Widiarto Ibu saya begitu...tapi khusus untuk ke 3 anak2 perempuannya saja. Anak lelaki satu2nya, bungsu pula, tidak pernah dapat giliran absen. Tapi absennya seperti ini (nama kami: Lina, Maya, dan Santi):... Liiiin...eh... Maaayy... eh.. Saaaan. Pernah suatu hari ibu kami memanggil, Lalu saya pun menghadap (karena dipanggil terakhir plus eh sana eh sini). Ibu saya pun berkata "Tolong panggilkan kokom” (nama pembantu kami). Yuukkss... kenapa tidak langsung manggil kokom aja yaaa :p Tapi mungkin karena anak2nya yang selalu dalam benak beliau (untuk disuruh2 hehehe)
Rima Ria Lestari Hihihihi...ortu sy sih tidak pernah (anaknya 3 cewe semua). Tp mertua iya (anaknya 7 dgn semua pakai huruf D sebagai awalan nama mereka). Nama yg tak disebut adalah yg dimaksud. Menular pada kakak ipar sy yg perempuan. Dia manggil adik2nya semua. Yang tak disebut adalah yang dimaksud :D geli dengernya. Nyaris tiap hari. Maklum kami tinggal dalam satu rumah :D
Danik Easteria hehehe... salam kenal, pengalaman sy persis sama. dgn anak 3 cowo semua, sy ngabsennya bukan cuma mereka tapi juga kecampur dgn nama 2 adik laki2 saya :) itu baru muncul setelah anakku dua cowo, sudah ada yang memberi tinjauan psikologis belum ya?
Vita Taufik salam kenal, kalau cerita manggil memanggil anak, Vita punya 5 adik kakak yang bisa d panggil sekaligus 5, dahulu kalau orangtua teriak , "TAAAA..., .." maka kami ber5 akan datang MITA, VITA, WITA, YOESTA dan ZIESTA, tapi klo lebih spesifik, untuk mengerjakan kerjaan tertentu mama dan papa akan teriak yang hanya kedengaran "Iiiiitttttt " dan itu khususn untu pipit, wiwit dan jijit ( vita , wita dan ziesta) dan "CHA........" ( yang juga terdengan "jaaaa" untuk mita dan yoesta " ..orangtua akan menyebut mita = icha dan yoesta = oja) dan sekarang merindukan panggilan itu karena sudah punya ponakan jadi panggilan sudah berubah ^_^
Ifayanti Ridwan Saleh Hehehe...sama, di rumah dulu juga begitu...saya juga begitu sekarang sampai biasa diprotes kakak dipanggil ade, ade dipggl kakak...kalau cerita temanku beda lagi, tapi ini suami yang malah lupa nama anaknya karena anaknya ada 7 org wkwkwk...
Mirna Yuniastuti hehehe...... Ifa juga biasa protes, kalo saya mau panggil faqih, namanya Ifa duluan disebut. Untung bisa saya samarkan, jadi pas panggil “Ifaaa” langsang sambung dgn 'qih'...jadilah ‘Faqih’ yg saya panggil. Hehehehe....
Yulia Ekawaty kalau saya selalu memanggil mereka :Danira (gabungan Dani dan Mira) biasanya yang pertama muncul adalah Mira,,karena Dani lagi dalam masa sibuk dengan dunianya sendiri jadi perlu memanggilnya paling sedikit 3x untuk membuatnya bergeming :)
Nine Ratnamurdiana kalau saya ke Ali belum seperti itu karena masih satu paling panggil Ade atau Ali ...tp dulu waktu saya, teteh sama Adi kecil juga suka diabsen sama mama,...tiga-tiganya dipanggil...tapi dulu kita kompak...kalau tidak sekalian semuanya nyahut "ya Ma,..." atau sekalian semuanya "cuek"...hahaha! abis,... mama tidak jelas...dan sering sekali seperti itu ...hehehe... jadi akhirnya kita tunggu saja kepada siapa mama menjatuhkan pilihannnya...tinggal 1 nama dan hanya satu kata... itu baru jelas...hehehe...
Suleha Tahir kadang mama dan bapak memang sering absen nama anaknya,anaknya udah nikah pun sering diabsen padahal udah tidak serumah lagi .... itu karena kasih orang tua tidak ada batasnya...hehehe
Masih menarik bagi saya tentang hal ini. Karena hal ini tidak terjadi antar teman. Ada banyak teman di sekitar kita, jika satu yang ingin kita sapa, satu saja yang disebut. Tetapi dari orangtua kepada anak, ada kebiasaan ‘mengabsen’ ini, mungkin karena nama anak-anak begitu lekat di hati dan pikiran orangtua, seperti kata mbak Ida Tahmidah. Terimakasih kepada karib dan kerabat yang sudah menyumbang tanggapannya J.
Makassar, 1 Juli 2011
Tulisan lain yang terkait:
No comments:
Post a Comment